- edi cahyono
Ketersediaan Elpiji Tiga Kilogram Mulai Normal, Gubernur Imbau ASN dan Keluarga Mampu Tak Pakai Gas Melon
Batu, tvOnenews.com - Guna memastikan ketersediaan gas elpiji tiga kilogram pada pangkalan di sejumlah daerah di Jawa Timur yang baru-baru ini mengalami kelangkaan, Gubernur Jawa Timur bersama pihak Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus melakukan pengecekan di pangkalan elpiji tiga kilogram di Kota Batu.
Pengecekan ketersediaan gas elpiji tiga kilogram dilakukan di pangkalan di Jalan Lesti dan pangkalan di Jalan Diponegoro, Kecamatan Batu, Kota Batu, pada Sabtu (29/7).
Dwi Puja Ariestya, Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus menjelaskan, bahwa secara stok pihaknya memastikan aman, baik itu di terminal elpiji sampai dengan pangkalan.
"Masyarakat kita anjurkan untuk langsung ke pangkalan melakukan pembelian elpiji tiga kilogram ini, dan apabila masyarakat kesulitan untuk mengetahui pangkalannya dimana, kami ada call center 135, ini bisa langsung kontak kesitu," ujarnya.
“Hasil pantauan pihak Pertamina Patra Niaga memang beberapa hari ini baik di Kota Batu, kemudian Kediri, dan Banyuwangi kemarin yang sempat ada pemberitaan. Alhamdulillah hari ini kondusif dan kami pastikan stok di pangkalan tersedia dengan baik dan harapannya, bisa memastikan kepada konsumen yang akan membeli itu tersedia," ucapnya.
Sementara penyebab langkanya elpiji tiga kilogram, pihak Pertamina Patra Niaga mengklaim ada peningkatan konsumsi.
"Dianjurkan konsumen untuk beli di pangkalan langsung karena stoknya tersedia,selain itu kami juga telah menambah ekstra dropping 1,5 juta tabung yang akan berlangsung sampai 31 juli 2023," harapnya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan libur panjang sekolah berpengaruh dengan jumlah permintaan, masyarakat jadi semakin banyak yang membutuhkan elpiji tiga kilogram.
"Stok yang beliau distribusikan itu ada 100 tabung, dalam waktu satu jam langsung habis, tidak seperti biasanya, hari Selasa juga seperti itu," katanya.
Sesuai informasi dari para agen atau pangkalan distribusi, bahwa pembelian elpiji tiga kilogram sudah normal.
"Mulai kemarin katanya sudah normal, di agen ini juga begitu, jadi kalau sudah pangkalan bisa menyampaikan bahwa distribusi sudah bisa normal, suplai tercukupi, di agen juga demikian, di terminal logistik dari elpiji juga cukup maka selanjutnya adalah stabilisasi monitoring hulu hilir, sampai kepada distributor di pertokoan-pertokoan, warung-warung yang biasanya menjual memang ini harus dikontrol hulu hilir," ungkapnya.
Dikonfirmasi ada pembatasan yang lebih sempit lagi, menurut Gubernur tidak ada, Ia menghimbau ASN dan merasa mampu untuk tidak memakai gas melon.
“Kan, gas melon ada tulisannya untuk masyarakat miskin. Jadi memang sepantasnya yang sudah berkecukupan sudah harus beralih ke tabung LPG tidak bersubsidi, ini kan subsidi dan ada tulisannya untuk masyarakat miskin," tegasnya. (eco/far)