- zainal arifin
Serunya Kelas Membuat Roti Bersama Teman Tuli, Bekal Keahlian di Masa Depan
Surabaya, tvOnenews.com - Anak merupakan mutiara keluarga yang wajib dilindungi dan dijaga. Bahkan menurut Presiden Soeharto, anak-anak menjadi penentu masa depan bangsa melalui pendidikan dan wawasan yang diterimanya. Presiden RI ke-2 mengeluarkan Keputusan Presiden RI Nomor 44 tahun 1984, dengan menetapkan tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional.
Salah satu hotel di Surabaya Timur mengadakan “Baking Class at Parigie with Teman Tuli”, kelas membuat roti yang diselenggarakan pada Sabtu (29/7) di Cafe Parigie Coffee & Pastry dan diikuti dengan antusias oleh 20 anak dari Sekolah Inklusif Aora Wistara.
Uniknya, baking class dipandu chef profesional Yonantha Paskharis yang merupakan disabilitas dan saat ini sukses menjabat sebagai Commis Pastry di salah satu hotel di Surabaya Timur, bersama Elsa sebagai Demi Chef de Partie yang andal dalam berkomunikasi dan menerjemahkan bahasa isyarat, membantu proses komunikasi selama kelas.
“Baking Class at Parigie with Teman Tuli” berangkat dari semangat kepedulian terkait masa depan para disabilitas khususnya penyandang tuna rungu, yang akrab dan lebih sopan disapa Teman Tuli.
“Yonantha telah bergabung bersama kami sejak Desember 2022 dan menjadi contoh nyata heartist yang spesial dengan skill mumpuni, passionate dan kecerdasan yang luar biasa. Hal ini merupakan kebanggaan bagi kami sehingga kami ingin talenta Yonantha di ranah pastry dan bread ini bisa semakin dikenal publik dan semoga bisa menyalurkan semangat kepada adik-adik di depan sini,” tutur Elsa
Para murid dibagi menjadi dua grup, A dan B untuk secara bergiliran belajar proses pembuatan roti dari hulu ke hilir.
“Awalnya harus belajar tentang bahan-bahannya perlu apa saja lalu mixing sekitar 30 menit. Selanjutnya proses molding untuk membentuk adonan dan proofing agar kue mengembang natural lalu proses egg was dilanjutkan memberi topping sesuai selera yang memerlukan waktu total 2 jam,” tambahnya.
Berikutnya adalah proses baking yang membutuhkan waktu 15 hingga 20 menit dan roti siap disajikan.
”Di samping membuat roti, ke-20 peserta ini juga mendapatkan pengalaman seru, wood painting yang didukung oleh Im Not Trash East, untuk mengisi waktu tunggu selama proses proofing dan baking yakni kegiatan melukis di atas limbah kayu berkarakter yang tengah booming di media social," kata Elsa.
“Saya sangat senang dengan kegiatan semacam ini karena banyak sekali manfaatnya bagi anak-anak seperti Jasmine. Kebetulan Jasmine juga memang suka tata boga, jadi bisa lebih percaya diri dan pengalamannya bisa langsung membuat roti di dapur cafe hotel dipandu Chef Yonantha yang juga Teman Tuli juga, pasti sangat menyenangkan untuk anak-anak ini,” tutur Uti, orang tua Jasmine, salah satu murid dari Aora Wistara.
“Di sini tadi belajar buat roti dan melukis juga, saya sangat senang dan semoga nanti diadakan lagi ya. Sangat bangga melihat roti-roti buatan saya keluar dengan sangat bagus, rapi dan wangi, ternyata saya berbakat juga,” kelakar Jason, salah satu murid dari Aora Wistara.
Eriana salah satu pengagas acara sosial berharap tidak berhenti di sini saja, setelah sukses mengadakan program CSR “Baking Class at Parigie with Teman Tuli”, juga terdapat program bagi disabilitas dengan lebih inovatif agar nantinya lebih banyak industri di tengah masyarakat yang semakin peduli terhadap pentingnya ekosistem hingga infrastruktur yang inklusif. .
“Antusias sekali ya dengan kegiatan baking class ini pengalaman perdana kami di Im Not Trash East yang sangat menyentuh hati, kegiatan yang sangat bermanfaat dan layak diadakan kembali,” pungkasnya. (zaz/far)