- tvOne - happy oktavia
KSAD Beri Lampu Hijau, Kawasan Inggrisan Banyuwangi Disulap Jadi Wisata Sejarah
Banyuwangi, tvOnenews.com – Rencana Pemkab Banyuwangi menjadikan kawasan gedung tua Inggrisan menjadi destinasi wisata mendapat angin segar. Kepala Staf Angkatan Daerah (KSAD), Jenderal Dudung Abdurahman mendukung gedung milik TNI AD ini dijadikan kawasan wisata sejarah. Bahkan, kawasan ini diminta segera dikosongkan, dipermak lebih eksotis.
Dukungan KSAD ini muncul setelah mengunjungi Banyuwangi, Senin (31/7) malam. Jenderal bintang empat ini mendukung kawasan Inggrisan dijadikan destinasi baru di Banyuwangi. Termasuk destinasi berbasis sejarah.
“Kami mendukung Banyuwangi agar Inggrisan dikembangkan menjadi wisata sejarah. Ini (Inggrisan) segera dikosongkan dan dikembangkan jadi destinasi wisata,” kata Dudung disela kunjunganya ke Pendopo Banyuwangi usai latihan gabungan TNI di Baluran, Situbondo.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan segera kembali ke Banyuwangi. Tujuannya, memastikan rencana destinasi wisata Inggrisan bisa terwujud.
“Kami ingin pastikan ini segera terwujud,” tegasnya.
Gedung Inggrisan merupakan bangunan peninggalan era kolonial. Kawasan di pusat kota Banyuwangi dibangun tahun 1889. Kini, menjadi cagar budaya. Dahulu, kawasan Inggrisan merupakan kantor dagang Inggris, didirikan oleh British East India Company (EIC).
Dari gedung tua ini terdapat jejak bekas kabel telegram yang menghubungkan Banyuwangi dengan Kota Broome di Australia. Bahkan, kabel ini terkoneksi hingga ke Eropa dan Afrika.
Menurut Dudung, pihaknya banyak mendengar dan mengikuti perkembangan Banyuwangi. Salah satunya, pengembangan destinasi wisata berbasis alam dan budaya. Karena itu, pihaknya sangat mendukung upaya Pemkab Banyuwangi mengembangkan wisata sejarah. Termasuk, kompleks Inggrisan yang memiliki sejarah tinggi.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menegakan kawasan Inggrisan akan menambah pengambangan wisata sejarah di Banyuwangi. Menurutnya, dukungan KSAD akan mendorong pertumbuhan wisata di Bumi Blambangan.
“Jika kompleks Inggrisan dapat dikelola maksimal, tentunya membawa dampak signifikan dalam pengembangan wisata sejarah,” kata Ipuk. (hoa/gol)