- agus wibowo
Tak Terkendali, Gas Melon di Pacitan Lampaui HET dan Tak Tepat Sasaran, Dinas Perdagangan Kena Sentil Bupati
Pacitan, tvOnenews.com - Sejak sepekan lalu, harga gas elpiji di Pacitan masih melambung tinggi. Di tingkat pengecer, warga membeli gas melon tersebut di kisaran Rp23 ribu ke atas.
Eko Dwi, warga Kecamatan Bandar ini mengeluhkan kelangkaan gas melon. Ia menyebutkan, warga terutama ibu rumah tangga kini resah.
Eko Dwi mengatakan, gas elpiji tiga kilogram sejak beberapa hari terakhir ini masih sulit didapat. Kalaupun ada, harganya melambung tinggi berkisar antara Rp 21 hingga Rp23 ribu per tabung.
"Warga sini malah lebih memilih beli di pengecer. Soalnya harga di agen atau pangkalan yang katanya resmi pun sama dengan pengecer. Dan biasanya di agen sekali datang barang langsung habis. Semalam saya beli di Rp22.000 per tabung. Mana subsidinya,” ujarnya.
Selain warga Watupatok. Hal serupa juga diduga terjadi di Kecamatan Tegalombo. Agen dan pangkalan diketahui warga justru mensuplai pengecer. Hanya beberapa saja yang dijual dengan harga subsidi ke warga. Wilayah ini bahkan mengalami kelangkaan gas elpiji tiga kilogram di tingkat agen dan hargapun di atas HET.
Warga tidak begitu paham penyebab kelangkaan gas elpiji di wilayah ini. Namun, ia mendengar informasi ada pangkalan gas yang melayani pembelian dengan kendaraan roda empat. Masyarakat kemudian membeli dengan harga di luar subsidi.
“Seharusnya kan tidak boleh melayani seperti itu. Kecuali memang punya izin khusus untuk menjual seperti itu dengan harga subsidi," sambung Eko Dwi.
Bhaskara Catur Raharja, Kepala Bidang Perdagangan dan Metrologi Dinas Perdagangan Pacitan Kamis (3/8) kemarin mengatakan, telah melakukan survei ke sejumlah agen dan pangkalan di sejumlah kecamatan, mulai Tegalombo, Bandar dan Nawangan. Namun pihaknya tidak menemukan apa yang dikeluhkan warga itu.
“Hasil survei mengenai gas elpiji ini ke sejumlah wilayah di Kecamatan Bandar, Nawangan dan Tegalombo. Dan belum ke tempat lain. Tapi di sana tidak menemukan kelangkaan gas dan harga yang tinggi,” terangnya.
Bupati Pacitan menyebut, Dinas Perdagangan Pacitan belum berhasil mengintervensi hingga situasi kelangkaan dan harga menjadi stabil kembali. (asw/far)