Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Singosari Satu Atap.
Sumber :
  • tvOne - edy cahyono

Kepala Sekolah SMPN 5 Singosari Satu Atap Diduga Tendang Gurunya, Kini Berujung Saling Lapor ke Polisi

Selasa, 15 Agustus 2023 - 11:17 WIB

Malang, tvOnenews.com - Salah satu guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Singosari Satu Atap, Abdul Rozaq (49) melaporkan kepala sekolah setempat, atas nama Anas Fahrudin karena telah melakukan kekerasan fisik terhadapnya.

Diungkapkan Rozak, dirinya ditendang oleh pelaku Anas Fachruddin tersebut pada Sabtu (12/8) malam sekitar pukul 21.00 WIB.

Kejadian penganiayaan bermula saat di SMPN 5 Singosari Satu Atap yang terletak di Dusun Sumbul, Desa Klampok, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, sedang berlangsung kegiatan perkemahan para murid yang didampingi oleh guru-guru.

"Saat itu saya sedang berbincang dengan guru lainnya bernama Romanus terkait keberlangsungan dan kemajuan peserta didik di SMPN 5 Singosari Satu Atap," ujar Rozak kepada awak media, Senin (14/8).

"Tiba-tiba Pak Anas datang dengan marah marah, nunjuk-nunjuk saya. Menyuruh keluar, saya keluar sama Pak Romanus. Saat saya keluar, baru di depan pintu saya sudah mendapat tendangan dua kali,” sambungnya.

Menurut Rozaq, usai mendapatkan tendangan dari Kepala Sekolah, banyak guru-guru yang menghadang agar tindakan kekerasan yang disaksikan oleh para guru dan murid itu tidak berlanjut.

Kemudian, ia pulang ke rumah dengan kondisi pakaian yang kotor akibat tendangan oknum kepala sekolah.

“Saksi banyak, anak-anak sampai guru semua ada. Habis itu saya turun pulang. Karena teman-teman, utamanya teman yang perempuan nangis-nangis karena takut. Saya biasa saja, bukan lari, tapi jalan kaki biasa saja. Karena saya merasa tidak bersalah,” beber Rozaq.

Kejadian itu bermula saat korban tengah mendampingi siswa-siswa dalam acara perkemahan yang diadakan di halaman sekolah.

Sekitar pukul 21.00 WIB, terlapor yang tiba-tiba datang dan langsung memaki dan menunjuk nunjuk korban dihadapan peserta perkemahan.

Abdul Rozaq mengatakan, sebelum menerima tendangan, ia diminta untuk keluar dari ruangan oleh terlapor. Ia pun menuruti permintaan tersebut. Nahas, ia malah menerima perlakuan tak mengenakan tersebut.

Disinggung terkait permasalahan yang melatarbelakangi penendangan terhadap dirinya, Rozak mengatakan kalau terduga pelaku menduga dirinya karena perihal perekrutan salah satu guru.

Dirinya dianggap tidak melakukan koordinasi dengan kepala sekolah (terduga pelaku) terkait proses penerimaan guru. Sementara itu, proses perekrutan tersebut dilakukan oleh salah satu operator BOS pada Maret lalu.

Tak berangsur lama, pada Juli 2023 lalu, SMPN 5 Singosari Satu Atap telah menerima beberapa lamaran dan melakukan wawancara. Saat sudah medapatkan kandidat, Rozaq bermaksud memberitahu Anas, namun ia tidak ada di lokasi.

Ia pun merasa keberatan karena dinilai melangkahi dirinya sebagai kepala sekolah. Sehingga, ia meluapkan emosinya ke grup WhatsApp sekolah.

"Intinya dia merasa dilangkahi dengan perekrutan itu, sampai mengajak berkelahi. Akhirnya kejadian Sabtu kemarin, saya ditendang," terang Rozaq.

Atas kejadian tersebut, ia mengaku trauma dan memilih tidak mengajar jika terlapor masih berada di sekolah.

"Saya nggak mau masuk kerja selama yang bersangkutan masih di SMP," jelasnya.

"Setelah mendapat tendangan itu saya tidak langsung ke Polsek, karena pipis keluar terus terus, celana saya kotor. Akhirnya saya ganti celana, baru saya ke Polsek, malam itu juga hari Sabtu (12/8)," tegas Rozak.

Kapolsek Singosari, Kompol Ahmad Robial membenarkan adanya laporan tersebut. Kini pihak kepolisian sedang melakukan proses pemeriksaan terhadap keduanya.

"Betul, sudah diterima laporannya dan dalam proses pemeriksaan. Semalam langsung kita mintakan visum," kata Robial saat dikonfirmasi awakmedia, Senin (14/8).

Dalam laporan polisi itu menyebutkan bahwa terjadi dugaan kekerasan terhadap korban oleh oknum kepala sekolah pada acara perkemahan di SMPN 5 Singosari.

Menanggapi hal itu, Kepala SMPN 5 Singosari Satu Atap Anas Fachrruddin angkat bicara permasalahan yang sesungguhnya.

Dikatakan Anas, perlakuan yang diberikan pada Abdul Rozaq selaku wakil kepala sekolah juga dilatarbelakangi perilaku korban yang tidak baik.

Yang mana korban dinilai indisipliner dengan memiliki berbagai pelanggaran. Salah satunya izin tidak masuk dalam waktu lama, hingga jarang mengajar di kelas.

“Beliau ini guru olahraga yang bagi kami indisipliner. Rumahnya di Kalimantan kalau pulang bisa izin sampai dua bulan. Jarang ngajar di kelas, lalu yang terakhir menerima tenaga pendidik dan tata usaha tanpa izin saya,” beber Anas.

Anas mengaku, dirinya juga menyayangkan perbuatan Rozaq yang melakukan scan tandatangan kepala sekolah untuk perekrutan.

Hal tersebut yang membuatnya cukup marah. Pada saat kejadian penganiayaan yang dimaksud korban, dia menyebut bahwa kejadian itu tidak ada kekerasan berlebihan.

"Kejadian itu tertawa-tawa saja. Bukan bermaksud menganiaya di acara pramuka. Paginya beliau tidak hadir rapat, lalu saya dilaporkan ke polisi,” tuturnya.

Anas menegaskan, pihaknya hingga kini belum dipanggil Polsek Singosari untuk dimintai keterangan. Dirinya juga melakukan klarifikasi dan mediasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Malang untuk menjelaskan duduk permasalahannya hari ini.

Merasa dirugikan, Anas juga berencana melaporkan balik guru olahraga tersebut dengan dugaan perbuatan pemalsuan tandatangan. Dimana hal itu ia anggap sebagai perbuatan indisipliner. Hingga kini, dirinya belum berkomunikasi lagi dengan korban pelapor.

"Saya siap melaporkan balik dengan dugaan pemalsuan tanda tangan waktu dia mengajukan mutasi. Waktunya, saya masih menunggu mediasi Dinas dan Inspektorat, baru laporan,” pungkasnya. (eco/gol)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral