- tvOne - wawan sugiarto
Atasi Krisis Air Bersih Dampak Banjir Lahar Gunung Semeru, Begini Upaya yang Dilakukan Bupati Lumajang
Lumajang, tvOnenews.com – Menyusul keringnya ratusan sumur warga Desa Jatisari, Kecamatan Tempeh, Lumajang, akibat dampak banjir lahar dingin Gunung Semeru yang terjadi pada awal bulan Juli 2023 lalu, menyebabkan ratusan KK mengalami krisis air bersih, sehingga warga kesulitan dalam memperoleh air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, seperti memasak maupun mandi dalam satu bulan terakhir.
Mengetahui hal itu, Bupati Lumajang Thoriqul Haq langsung turun dengan mendatangi sejumlah sumur warga yang kini telah mengering, guna menentukan upaya penanganannya.
“Sebelumnya, desa ini memiliki kecukupan air, karena air bawah tanah dan permukaan sungainya masih normal. Begitu banjir, air permukaannya turun, jadi sungainya sekarang kering,” kata Bupati Lumajang, Thoriqul Haq saat ditemui di lokasi, Jum’at (18/8) lalu.
Bupati juga mengatakan, bahwa pemerintah melalui BPBD secara rutin telah mendistribusikan air bersih untuk membantu kebutuhan warga.
“Dalam waktu beberapa hari ini tangki akan terus datang ke Desa Jatisari. Disamping itu, saya juga minta agar PDAM membuka kran umum untuk membantu kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Cak Thoriq juga menyarankan langkah alternatif perihal pemenuhan kebutuhan air bersih saat berdiskusi bersama para warga, salah satunya melalui pemasangan meteran PDAM. Menurutnya, pemasangan meteran itu nantinya akan menggunakan sistem Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), dengan tujuan untuk meringankan biaya pemasangan bagi warga.
“Pemasangan meteran PDAM ini tentu kalau harga normal mahal, oleh karena itu Perumdam Tirta Mahameru saya minta memakai sistem MBR, itu separuh harga, dari satu juta menjadi Rp500 ribu, dan Rp500 ribu itu, saya minta Baznas untuk membantu separuhnya. Sehingga masyarakat hanya membayar Rp250 ribu,” terangnya.
Bupati berharap, langkah-langkah tersebut nantinya bisa mempercepat penyelesaian persoalan krisis air yang terjadi di Desa Jatisari.
“Itu beberapa langkah untuk dalam waktu tiga sampai empat hari ini bisa diselesaikan kekeringan di Jatisari,” pungkasnya.
Upaya itupun, juga disambut baik oleh para warga yang mengalami krisis air bersih. Sebab, meskipun ada bantuan air bersih melalui tangki-tangki BPBD, terkadang tidak bisa mencakup semua warga.
“Semoga saja langkah bupati segera dipercepat. Kami tidak mau bergantung dengan bantuan air bersih BPBD yang terkadang juga tidak mencukupi, sehingga kami harus mencari sendiri ke sumber mata air,” harap Sulasmani.
Sebelumnya, ratusan sumur warga mengalami kekeringan pasca terjadinya bencana banjir lahar dingin Gunung Semeru. Dahsyatnya terjangan lahar tersebut, membuat kedalaman aliran sungai Mujur terur bertambah melebihi kedalaman sumur milik warga, sehingga air sumur tidak bisa mengalir kembali. (wso/gol)