- wawan sugiarto
Satu Ruang Kelas Sekolah Dasar di Lumajang Ambruk, Kepala Sekolah: Bangunan Sudah Tua
Lumajang, tvOnenews.com – Sebuah gedung ruang kelas di SDN Bondoyudo 2, Desa Bondoyudo, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang ambruk rata dengan tanah.
Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (20/8) lalu, yang mengakibatkan seluruh isi dalam ruang kelas, seperti kursi dan meja, rusak tertimbun reruntuhan atap dan tembok bangunan. Beruntung, peristiwa ambruknya ruang kelas tersebut terjadi pada malam hari, sehingga tidak sampai mengakibatkan jatuhnya korban.
Akibat peristiwa tersebut, sebagian siswa terpaksa harus belajar di ruangan darurat, yakni di ruang guru serta menyekat ruang kelas lain menjadi dua agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
Di samping itu, pihak sekolah juga mengambil keputusan dengan mengosongkan ruang kelas 2 yang berada di samping kelas yang ambruk tersebut, demi keamanan dan kenyamanan para siswa saat belajar.
Valen, salah seorang siswa kelas 2 mengaku lebih aman meski kelasnya harus disekat. Menurutnya, ia tidak terlalu khawatir dibanding berada di ruang kelas lama yang kondisinya cukup memprihatinkan.
“Kelasnya dipindah di sini,sejak dua hari yang lalu. Di sini lebih nyaman,kalau ruang kelas yang lama takut ikut ambruk,” kata Valen.
Sementara itu, Kepala SDN Bondoyudo 2, Sri Indah Wahyuningsih mengatakan, penyebab ambruknya ruang kelas tersebut adalah karena faktor usia. Kayu bangunan ruang kelas sudah lapuk. Oleh karena itu, pihaknya terpaksa mengosongkan ruang kelas yang berada di samping bangunan yang roboh karena kondisinya cukup mengkhawatirkan.
“Penyebabnya karena usia, sudah rapuh kayunya. Tapi Alhamdulillah ambruknya malam hari, jadi tidak sampai mengakibatkan jatuhnya korban,” jelas Indah.
Pihak sekolah juga telah melaporkan kondisi tersebut ke instansi terkait agar dilakukan perbaikan.
“Dinas sudah menanggapi dengan baik. Tahun ini akan direnovasi,” ujarnya.
Karena keterbatasan ruang kelas, siswa kelas 3 terpaksa belajar di ruang guru, sedangkan kelas 2 harus berbagi kelas dengan kelas 1, dengan menyekat ruang kelas satu menjadi dua menggunakan papan triplek.
Meskipun suara pembelajaran bercampur dalam satu kelas, para siswa merasa lebih aman belajar dengan kondisi disekat dibandingkan belajar di ruang kelas sebelumnya dengan kondisi yang memprihatinkan. (wso/far)