- tvOne - happy oktavia
Berlabuh di Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi, Begini Keluhan Nahkoda Kapal Ikan
Banyuwangi, tvOnenews.com - Berlabuhnya kapal ikan ke Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi ternyata dikeluhkan para nahkoda kapal. Sebab, mereka harus rela antre untuk bersandar. Biaya yang dikeluarkan juga lebih besar selama menunggu antrean. Kondisi ini berbeda ketika sandar di pelabuhan perikanan.
Meski biayanya lebih besar, para nakhoda kapal hanya bisa pasrah. Sebab, cuaca belum bersahabat jika bersandar di Pelabuhan Perikanan Masami, meski jaraknya berdekatan.
"Sebenarnya lebih nyaman sandar di Pelabuhan Perikanan Masami ketimbang pelabuhan umum Tanjungwangi. Kita harus antre hingga 3 hari jika mau sandar. Kalau di pelabuhan perikanan bisa langsung sandar," kata Cap Ji Min, salah satu nakhoda kapal ikan, Sabtu (9/9).
Sebelumnya kapal ikan bersandar di Pelabuhan Perikanan Masami yang dikelola swasta. Namun, mereka digeser ke Pelabuhan Tanjungwangi.
"Pergeseran ini mengikuti petunjuk agen setelah mendapatkan izin dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)," jelasnya.
Padahal ketika sandar di Pelabuhan Tanjungwangi biaya yang dikeluarkan lebih besar. Penyebabnya, kapal ikan tidak bisa langsung sandar. Mereka harus menunggu dermaga kosong dari kapal barang. Selama menunggu antrean, biayanya tak sedikit. Pasalnya, mesin kapal ikan harus tetap hidup. Sehingga membutuhkan bahan bakar tak sedikit.
"Kalau kami mau sandar, bisa menunggu antrean 2-3 hari. Selama itu, mesin tetap hidup karena membawa ikan. Bahkan, ketika sudah sandar, tak jarang harus kembali ke laut lagi karena ada kapal barang yang akan sandar," keluh pria asal Sulawesi ini.
Kondisi ini berbeda jauh ketika kapal ikan bersandar di Pelabuhan Perikanan Masami. Kapal bisa langsung sandar tanpa menunggu antrean. Bongkar muatan juga bisa cepat. Tak terganggu dengan kapal barang.
"Katanya karena cuaca buruk, sehingga kapal ikan diarahkan ke Pelabuhan Tanjungwangi yang peruntukannya kapal barang," jelasnya.
Ketika waktu bongkar lebih lama, para nahkoda membutuhkan biaya lebih besar. Bahkan, terancam merugi.
"Kalau kami inginnya bisa bongkar cepat. Sehingga, biayanya tak membengkak," tutupnya.
Polemik kapal ikan yang berlabuh di Banyuwangi mulai muncul empat bulan terakhir. Kapal ikan yang semestinya sandar di pelabuhan perikanan justru memilih antre di Pelabuhan Tanjungwangi yang semestinya untuk kapal barang. Padahal, pelabuhan perikanan tersedia tak jauh dari kawasan ini. Justru, pelabuhan perikanan dibiarkan kosong. (hoa/gol)