- sandi irwanto
Festival Seni Balai Pemuda, Geliat Seni di Tengah Hiruk Pikuk Tahun Politik
“Festival Seni Balai Pemuda mencoba untuk mengais sisa-sisa kejayaan kesenian di Surabaya,” kata M. Anis, Ketua Sanggar Merah Putih, penyelenggara Festival Seni Balai Pemuda. Bekerja sama dengan Disbudporapar (Dinas Kebudayaan Olaraga dan Pariiwisata) Kota Surabaya, diharapkan kegiatan ini bisa menjadi even reguler tiap tahun agar perkembangan seni modern di Surabaya tidak tertinggal dari kota-kota lain.
“Para penyaji baik musik, tari, sastra maupun teater, semuanya adalah anak-anak muda. Mereka perlu diperhatikan dan difasilitasi agar tetap bersemangat dalam berkarya, sehingga nantinya dapat membawa nama Surabaya ketika tampil di even-even berikutnya,” ujar Seniman yang juga wartawan senior ini.
M Anis menyebutkan, dalam Festival Seni Balai Pemuda juga diadakan bursa lukisan, yang menghadirkan karya 52 pelukis dari berbagai daerah, sebagian besar dari Surabaya.
Setiap pelukis mengirimkan delapan karya, sehingga total akan terpajang 416 karya di Galeri Merah Putih. Masing-masing karya berukuran 20x30 sentimeter, bisa dikoleksi dengan mahar Rp250 ribu. Kalau biasanya karya mereka yang berukuran besar bisa terjual dengan harga sampai belasan juta rupiah, tapi kini bisa dikoleksi dengan harga yang sangat murah.
“Memang tujuan kami mengadakan bursa lukisian ini selain untuk apresiasi juga untuk lebih mendekatkan karya seni dengan masyarakat yang lebih luas, sekaligus juga membiasakan masyarakat untuk membeli lukisan, dimulai dengan yang kecil dan murah,” ucapnya.
Dalam festival juga diadakan diskusi tentang seni rupa, dengan mengundang narasumber Dr. Agung Tato Suryanto dan Ayos Purwoaji dengan moderator Agus ‘Koecink’ Sukamto. Sedangkan dua kelompok teater yang tampil adalah Winarto Ekram dari Kota Batu dengan lakon Pengakuan Rahwana, dan Teater Cyrtal dari UPN Veteran Surabaya memainkan lakonl “Wa...Wi...Wu...” yang disutradari Amir Syarif.
Dua koreografer muda, Angga I Tirta Agung (Surabaya) dan Puri Senjani Apriliani dari Gresik masing-masing akan menyuguhkan karya terbaru mereka. Sementara dua kelompok musik yang ikut memeriahkan festival adalah Only Wutah & Biru Langit dari Surabaya dan Dua Etnicholic dari Malang. Semua pertunjukan dapat dinikmati masyarakat luas tanpa dipungut biaya. (msi/far)