- wawan sugiarto
Diwarnai Saling Dorong dan Kejar-Kejaran, Aksi Demonstrasi PMII Lumajang Berlangsung Ricuh
Lumajang, tvOnenews.com - Aksi demonstrasi ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Lumajang di Kantor Bupati Lumajang diwarnai kericuhan, Kamis (21/9).
Kericuhan dipicu saat massa yang mencoba merangsek masuk kantor bupati, tidak kunjung ditemui oleh Bupati Lumajang Thoriqul Haq.
Aksi saling dorong dengan petugas keamanan pun tidak terelakkan. Massa semakin marah saat melihat salah seorang peserta aksi ditarik polisi.
Aksi kejar-kejaran antara massa dan polisi kembali terjadi. Melihat penjagaan di depan pintu Pemkab Lumajang minim penjagaan, sekelompok peserta aksi mencoba merangsek masuk namun tidak berhasil melewati penjagaan petugas.
Pantauan tvOnenews.com di lokasi, kericuhan itu juga membuat satu pot bunga di depan pintu Kantor Bupati Lumajang sisi kanan pecah.
Emosi massa mulai reda saat Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lumajang menemui massa.
Kepada Sekda, massa memberikan rapot merah terhadap kinerja pemerintah dibawah pimpinan Thoriqul Haq.
Terdapat tujuh janji politik bupati yang diberikan nilai merah oleh para demonstran. Diantaranya, penyediaan 1000 beasiswa, pengadaan wifi dan cctv, perbaikan jalan kabupaten, perawatan fasilitas umum, hingga ketersediaan pupuk bersubsidi.
Sekda Kabupaten Lumajang Agus Triyono mengatakan, pihaknya akan menyampaikan rapot itu kepada Bupati Lumajang.
Namun, ia menyayangkan aksi demonstrasi yang tidak tertib hingga merusak fasilitas Pemkab Lumajang.
"Pak Bupati tidak bisa menemui mahasiswa karena sedang ada kegiatan di Malang, jadi ini nanti akan saya sampaikan ke bupati," kata Agus di Lumajang.
"Sayangnya penyampaian aspirasinya tidak tertib, apalagi ini kan pergerakan mahasiswa," lanjutnya.
Selain rusaknya satu pot bunga, Agus juga menyorot sampah yang ditinggalkan ratusan mahasiswa di halaman Kantor Bupati Lumajang.
Menurutnya, pemkab telah berbesar hati menerima kedatangan para mahasiswa di halaman Pemkab dan menyediakan minum.
Namun, sampah bekas minum para demonstran berceceran di sekitar tempat aksi.
"Penyampaian aspirasi ini tidak ada yang melarang tapi tentu harus taat terhadap ketentuan, masuk halaman pemda juga sudah kita terima, kita fasilitasi air minum tapi kemudian bekas air minum dibuang di sembarang tempat, warga bisa melihat dan menilai sendiri kualitas teman-teman kita," tutupnya.
Usai melangsungkan demonstrasi, massa aksi langsung membubarkan diri. Sejumlah awak media pun, berupaya mendapat keterangan dari massa aksi namun tidak berhasil karena massa terlanjur membubarkan diri.
Untuk diketahui, sebelum datang ke Kantor Bupati Lumajang, masa aksi mendatangi Kantor DPRD Lumajang dan memberikan rapot merah kepada DPRD.
Salah satu tuntutan mahasiswa adalah meminta Ketua DPRD Lumajang Eko Adis Prayoga mengundurkan diri dari jabatannya lantaran tidak menandatangani usulan PJ Bupati pada Agustus 2023.
Usai mendatangi Kantor DPRD, massa aksi juga menggelar aksi demo menuntut kejelasan kasus dugaan korupsi pengadaan bibit Pisang Mas Kirana, yang tidak jelas penanganannya. (wso/far)