- tvOne - sandi irwanto
Hari Kontrasepsi, Kolaborasi Pelayanan KB Nusantara, Jatim Genjot Percepatan Penurunan Stunting
Surabaya, tvOnenews.com - Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur menggelar pelayanan serentak dalam rangka Hari Kontrasepsi Sedunia yang akan berlangsung dari 26 September 2023 – 4 Oktober 2023. Dalam kegiatan ini ditargetkan Provinsi Jawa Timur untuk bisa mendapatkan 210.000 peserta dengan rincian 140.000 orang peserta aktif dan 70.000 orang peserta baru.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati menjelaskan target 210.000 peserta itu adalah KB jenis apapun, baik KB pil, KB suntik, KB kondom maupun KB dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang yaitu IUD atau spiral, MOW atau steril dan MOP atau vasektomi atau KB Pria.
"Untuk launching pekan pelayanan KB serentak ini kami gelar di RS TNI AU Soemitro dan serentak dilaksanakan di RS TNI dan Polri se-Indonesia," kata Erna di sela-sela kegiatan Pekan Pelayanan KB Serentak dalam Rangka Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2023, di Surabaya.
Ditempat yang sama, Kakesdam Kolonel Ckm dr Adhy Sugih Arto, Sp. A.n mengatakan, untuk hari ini, secara serentak seluruh rumah sakit milik TNI AD, TNI AU, TNI AL dan Kepolisian di seluruh Jawa Timur akan melaksakan pelayanan KB hingga satu pekan ke depan.
"Pada hari pertama ini targetnya adalah 10.000 hingga 15.000 akseptor yang akan dilayani, apapun jenis KB yang diinginkan akseptor," kata dr Adhy.
Pada kegiatan launching di RS TNI AU Soemitro juga dihadiri Subsp.Obginsos PKMI, dr. M. Yusuf, Spog, ketua PD IBI, Hj. Lestari, Sekretaris DP3APPKB Surabaya, Dani Arijanti, SE, M.Si, DKT Gubeng, dr Renny Spa, RS Brawijaya, dr Alex RS, Kasubbidkespol dr Bayu SpPD dan Kepala RS TNI AU Soemitro, dr Dwi Elok Yanti Elok Palupi.
Melalui virtual, Kepala BKKBN RI, Dr (HC) dr Hasto Wardoyo Sp.OG (K) menerima laporan penyelenggaraan pelayanan KB serentak dari semua Provinsi dan Kabupaten/Kota di Indoneisa.
"Jawa Timur ini tertinggi dengan target akseptor hingga 15.000 orang di hari perdana ini," ungkapnya.
Sebelumnya dalam sambutannya, Hasto menjelaskan berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tahun 2022, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah sebesar 72,91%, naik 0,86%. Walaupun mengalami kenaikan secara global, IPM Indonesia masih berada di peringkat 114 lebih rendah dari negara berkembang lain. Rendahnya IPM Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya kesehatan penduduk (Kemenkes, 2009).
Masih Jadi Masalah Utama
Permasalahan kesehatan dalam pembangunan kependudukan masih menjadi masalah yang utama. Angka unmet need di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 16.8% dari target nasional sebesar 8% pada tahun 2022. Penggunaan kontrasepsi modern (Modern Contraceptive Prevalence Rate/mCPR) juga menurun dari 57,9 persen (SDKI 2012) menjadi 57,2 persen (SDKI 2017). Penurunan tertinggi bahkan terjadi pada segmen usia 15 tahun hingga 29 tahun yang merosot hingga 4%.
Diperkirakan dua penyebab utama menurunnya jumlah pengguna kontrasepsi modern, khususnya di kalangan kelompok usia produktif/pasangan usia muda adalah masih rendahnya pengetahuan pasangan muda terhadap kesehatan reproduksi dan kurangnya akses terhadap informasi yang akurat dan terpercaya mengenai alat kontrasepsi (khususnya alat kontrasepsi modern).
Data Survei Status Gizi Indonesia (2022) menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia adalah 21,6 persen, masih di atas angka standar yang ditoleransi WHO, yaitu dibawah 20 persen. Oleh karena itu, Pemerintah menetapkan percepatan penurunan stunting menjadi Program Prioritas Nasional yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Angka prevalensinya ditargetkan dapat diturunkan menjadi 14 persen di tahun 2024. Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 mengamanatkan untuk melakukan pencegahan stunting dari Hulu agar setiap Calon PUS berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.
"Tanggal 26 September diperingati sebagai Hari Kontrasepsi Sedunia atau World Contraception Day. Hari Kontrasepsi Sedunia merupakan momentum dalam rangka meningkatkan komitmen dan stakeholder, provider medis, mitra kerja dan masyarakat dalam rangka percepatan pencapaian Program Bangga Kencana secara menyeluruh," jelasnya.
Selain itu juga untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat Indonesia di semua lini terkait pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi yang berkualitas. Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keluarga dengan berbagai pilihan metode kontrasepsi yang ada.
Perencanaan keluarga adalah poin penting yang harus dipersiapkan setelah menikah. Dengan perencanaan keluarga yang matang, pasangan bisa mengembangkan diri dan karier. Kemampuan untuk merencanakan kehamilan termasuk memilih kontrasepsi juga dipercaya dapat meningkatkan kesehatan mental dan kebahagiaan bagi perempuan. Di sisi lain, kasih sayang dan kebutuhan finansial untuk anak bisa dimaksimalkan.
"Sehubungan hal tersebut, BKKBN Jatim berkolaborasi mitra kerja akan mengadakan berbagai kegiatan dalam rangka Hari Kontrasepsi Sedunia dengan pelayanan KB yang dilaksanakan di seluruh faskes baik pemerintah, swasta maupun TNI – Polri," pungkasnya. (msi/gol)