- tim tvone - sandi irwanto
Luka Bakar Balita 3,5 Tahun yang Terkena Kuah Panas Butuh Pembersihan Berkala dari Tim Medis RSUD Dr Suto,mo Surabaya
Surabaya, tvOnenews.com - Meski kondisi balita asal Ponorogo yang tercebur panci berisi kuah sayur panas membaik dan stabil pasca menjalani operasi kedua, namun balita berusia 3,5 tahun ini terus mendapatkan perhatian dari tim medis RSUD Dr Soetomo, Surabaya. Tim dokter yang menangani balita ini fokus pada pembersihan luka bakar, untuk menghindari terjadinya infeksi.
Hal ini disampaikan oleh dokter spesilias bedah plastik, dr Ira Handirani, yang menangani balita berinisial RPQ ini kepada tvOnenews.com di ruangan keperawatan RSUD Dr Soetomo, Surabaya. Setelah beberapa hari menjalani perawatan intensif dan dilakukan dua kali operasi pembersihan pada jaringan kulit yang mati, kini kondisi balita tersebut membaik dan stabil.
Menurut dr Ira, pihaknya masih terus melakukan pembersihan luka bakar secara berkala pada sejumlah titik, yang terkena kuah panas di tubuh, pantat, perut maupun kaki balita asal Kota Reog tersebut. Sehingga saat ini pihaknya belum melakukan operasi pencangkokan kulit pada luka bakar korban, sebagaimana diberitakan sebelumnya.
“Belum operasi pencangkokan kulit. Saat ini kami masih melakukan operasi pembersihan jaringan kulit korban yang mati atau rusak karena terkena kuah panas itu. Jadi, kami akan melakukan ini secara berkala, belum pada tahap pencangkokan kulit. Itu nanti masih beberapa tahap lagi,” ungkap dr Ira, didampingi tim dokter lainnya.
Dokter Ira, yang spesialias bedah plastik ini menyebutkan, pemulihan luka bakar pada anak lebih sulit dibanding dewasa. Secara umum anak dan dewasa ada beda, cairannya beda, anatomi beda.
“Jika anak kulitnya tipis biasanya luka bakar kecil bisa dalam, kalau dewasa tebal. Kondisi metabolisme beda. Penanganannya berbeda. Anak lebih sulit. Kembali lagi juga tingkat kedalaman luka,” ujar dr Ira.
Apalagi, kata Ira, yang perlu diwaspadai dari pasien luka bakar ini adalah infeksi yang bisa muncul, jika kondisi kulit masih terbuka. Segala tindakan, sambungnya, akan diputuskan setelah evaluasi berkala.
“Cairan masih bisa keluar, karena kulitnya masih belum nutup, rentan kekurangan cairan, keluar protein. Nanti menyebabkan dari kondisi umum bisa turun semua. Secara berkala nanti dikoreksi dan dievaluasi lagi,” pungkasnya. (msi/hen)