- Tim tvone - aris sutikno
Jadi Sorotan Publik, Pembelian Mobil Innova SMPN 1 Ponorogo Akhirnya Ditunda, Ini Kata Kepala Sekolah
Ponorogo, tvOnenews.com - Pihak SMPN 1 Ponorogo, akhirnya melakukan pengkajian ulang terkait iuran wali murid sebesar Rp 1,6 juta, untuk pembelian mobil Innova, serta peralatan musik dan komputer untuk peningkatan mutu siswa, setelah viral dan menjadi sorotan publik.
Setelah dikaji ulang dan mendapat desakan publik, pembelian mobil Inova oleh SMPN 1 Ponorogo yang uangnya dari permintaan sumbangan wali murid kelas VII akhirnya dipending.
Bahkan program pembelian mobil yang sedianya untuk peremajaan unit mobil yang kurang layak jalan inventaris SMPN 1 tidak dilaksanakan pada tahun ini.
"Kita akan kaji kembali. setelah mendengarkan masyarakat dan wali murid, dan kini sudah viral di medsos" terang Kepala SMPN 1 Ponorogo Imam Mujahid, saat ditemui di sejumlah media.
Pihaknya telah melakukan konfirmasi ke komite sekolah, bahwa pengadaan mobil untuk ditunda. Sementara untuk program selanjutnya, SMPN 1 Ponorogo juga akan kembali melakukan konfirmasi dengan wali murid dan komite sekolah, biar nanti apa yang diputuskan clear dan tidak menjadi polemik lagi.
Imam menegaskan bahwa untuk mobil sementara ditiadakan. Sedangkan untuk pengadaan komputer dan alat-alat musik, pihaknya akan mengkaji lagi, untuk dimusyawarahkan kembali. Dia menyebut bahwa pihaknya akan kembali menampung usulan-usulan dari wali murid.
"Untuk sumbangan, kita pending dulu. Program kerja akan kita fix kan dulu, karena sebenarnya tujuannya untuk peningkatan mutu dan pengembangan siswa," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, permintaan sumbangan ke wali murid dari pihak SMPN 1 Ponorogo viral di media sosial (medsos). Setiap siswa kelas VII dimintai sumbangan sukarela senilai Rp 1,6 juta, dengan dalih untuk program sumbangan pengembangan dan peningkatan mutu sekolah.
Permintaan sumbangan tersebut viral setelah sejumlah wali murid keberatan atas tarikan sumbangan yang akan dipergunakan untuk pembelian mobil Innova, beberapa alat musik, dan puluhan komputer.
Para wali murid mengaku khawatir jika protes secara langsung ke pihak sekolah akan berdampak pada anaknya, apalagi saat rapat komite hanya beberapa perwakilan wali murid yang dilibatkan. (asn/hen)