- tvOne - aris sutikno
Viral Iuran Beli Mobil, Kepala Sekolah SMPN 1 Ponorogo Mengundurkan Diri
Ponorogo, tvOnenews.com — Setelah mendapat sorotan dari sejumlah pihak karena viralnya surat edaran iuran senilai Rp 1,6 juta rupiah yang dibebankan kepada wali siswa SMPN 1 Ponorogo untuk pengadaan mobil Innova, serta peralatan musik dan komputer, akhirnya Kepala Sekolah (Kepsek) Imam Mujahid memilih mengundurkan diri.
Penyataan pengunduran diri Imam dari jabatan Kepala Sekolah SMPN 1 Ponorogo itu, disampaikan langsung kepada Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko saat menghadiri pembinaan Kepsek SMP Negeri se Ponorogo di gedung SMPN 2 Ponorogo.
Imam Mujahid mengaku, viralnya tarikan iuran sebesar Rp 1,6 juta per siswa itu diklaim telah membuat malu Kabupaten Ponorogo. Lantaran, biaya tarikan sumbangan untuk membeli mobil demi pengembangan dan peningkatan mutu siswa menjadi perhatian publik, tidak hanya warga Ponorogo namun masyarakat secara nasional, sehingga mengundang kritik pedas netizen.
"Saya minta maaf pak bupati, bila viralnya tarikan di SMPN 1 Ponorogo telah membuat malu Ponorogo. Dengan ini saya menyatakan mundur dari jabatan saya sebagai Kepala SMPN 1 Ponorogo," ujarnya dihadapan Bupati Sugiri sembari menyerahkan surat pengunduran diri.
Hal ini tentu saja membuat semua peserta kegiatan pembinaan Kepsek SMP Negeri se Kabupaten Ponorogo kaget dengan sikap yang diambil Imam Mujahid.
Sementara itu sejumlah Kepsek lain terlihat meneteskan air mata, terkejut dengan keputusan yang diambil Imam Mujahid tersebut, padahal iuran tarikan tersebut bukan untuk dirinya sendiri melainkan demi pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan siswa siswi SMPN 1 Ponorogo.
Bupati Sugiri Sancoko mengaku, terkejut dan terharu terkait pengunduran Imam Mujahid. Namun ia mengapresiasi langkah Imam Mujahid untuk mundur dari jabatan usai viralnya tarikan ke ratusan orang tua siswa SMPN 1 Ponorogo tersebut.
"Saya jujur terkejut dengan pengunduran diri pak Imam. Ini baru satu-satunya di Ponorogo seorang Kepala Sekolah berani mengundurkan diri. Padahal kasus ini belum terjadi, belum salah, belum melakukan apapun. Tapi karena viral dan banyaknya tekanan. Beliau arif dan bijaksana makanya mundur," ungkapnya.
Sugiri menilai, langkah mundurnya Imam bisa menjadi contoh bagi Kepala Sekolah yang lain untuk arif dan bijaksana dalam mengambil kebijakan. Dan ini merupakam konsekuensi dari sebuah jabatan PNS.
"Ini bisa menjadi contoh buat yang lain, dan bisa menjadi pembelajaran bagi yang lain untuk arif dan bijaksana dalam mengambil kebijakan, dalam rangka mewujudkan peradaban yang lebih baik, khusunya di dunia pendidikan," nilainya.
Terkait pengunduran diri Imam Mujahid sebagai Kepsek SMPN 1 Ponorogo, pihaknya mengaku masih akan mengkaji terlebih dahulu. Pun dengan tingkat kesalahan yang dilakukan.
Diberitakan sebelumnya, warga Ponorogo dihebohkan dengan postingan di media sosial terlait keluhan dari wali murid yang keberatan atas kebijakan komite dan sekolah yang melakukan tarikan sumbangan senilai Rp 1,6 juta untuk pembelian mobil serta peremajaan alat musik dan komputer. (asn/gol)