- tvOne - sinto sofian
Deteksi Dini Penyakit Berbahaya, Ribuan Santri Baitul Arqom Jember Ikuti Edukasi Kanker Tulang
Jember, tvOnenews.com - Waspada dan deteksi kanker tulang sejak dini. Pasalnya, penyakit tersebut belum diketahui penyebab pasti dan cara pencegahannya.
Cara mendeteksi lebih dini kanker tulang disampaikan Prof. Dr. dr. Ferdiansyah, Sp.OT(K), Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) di depan ribuan santri dan guru Ponpes Baitul Arqom Balung, Jember, Jawa Timur.
Ferdiansyah menyebut, umumnya pada penderita kanker tulang di Indonesia baru dilarikan ke rumah sakit dan menerima penanganan medis ketika kondisi tumor sudah membesar.
"Penanganan kanker tulang yang sudah parah membutuhkan fasilitas diagnosis dan perawatan lengkap, sehingga akan memakan biaya yang mahal," kata Ferdiansyah.
Dihadapan ribuan santri yang berkumpul di gedung auditorium KH Masykur Abdul Mu'id, Ferdiansyah jika ada gejala dan tanda-tanda kanker tulang segera datang ke rumah sakit atau berobat ke dokter.
"Jangan malah dibiarkan, tahu-tahunya kankernya sudah stadium akhir," tambah Ferdiansyah.
Gejala dari penyakit kanker tulang adalah timbulnya benjolan disertai rasa nyeri yang tidak hilang meskipun telah diobati.
"Pertama bila ada nyeri yang sulit hilang walaupun sudah diobati pada tulang, yang kedua adanya benjolan, segeralah mencari pertolongan ke dokter," ujar Ferdiansyah.
Ferdiansyah mengingatkan untuk tidak mengobati benjolan dan rasa nyeri dengan dipijat karena cara tersebut justru dapat memperbesar tumor dan membuatnya menyebar ke bagian tubuh lain.
"Budaya bangsa kita itu sering sekali kalau ada nyeri-nyeri, ada benjolan, nomor satu itu dipijat padahal kalau dipijat itu tumornya akan menyebar lebih cepat dan membesar," kata Ferdiansyah.
Ferdiansyah menjelaskan penyebab pasti kanker tulang belum diketahui. Dia menyebutkan kanker tulang bisa disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya genetik, lingkungan, dan pola makan tidak sehat.
Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu menghimbau masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat serta menghindari makanan cepat saji atau fast food dan berpengawet karena mengandung senyawa karsinogen pemicu kanker.
Edukasi tentang kanker tulang ini digelar oleh pesantren, melalui kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi dan rumah sakit ternama yang ada di Jatim. Mulai dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Fakultas Kedokteran Universitas Jember, RSUD Dr. Soetomo, RSD Dr Soebandi, dan perhimpunan ahli bedah Ortopedi Indonesia cabang Jawa Timur.
Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Baitul Arqom Jember, KH Izzat Fahd menyatakan jika Ponpes Baitul Arqom adalah satu-satunya pesantren yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga Surabaya.
"Santri juga berhak mengetahui tentang pentingnya menjaga kesehatan tulang dan bagaimana cara merawatnya," kata KH Izzat Fahd. (sss/gol)