- edi cahyono
Kebakaran Lahan TPA Tlekung Batu Masih Belum Dapat Dipadamkan, Ini Penyebabnya
Batu, tvOnenews.com - Kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, yang hampir 20 jam lebih membakar gunung sampah seluas 1000 meter persegi, menyebabkan asap tebal hitam dan putih yang hampir menutupi di desa sekitaran TPA Tlekung dan Jalur Lingkar Barat (Jalibar) Kota Batu, Sabtu (21/10).
Kepala Dinas Damkar Kota Batu Supriyanto mengatakan, api pertama kali terlihat pada Jumat siang sekitar pukul 12.30 WIB, kepulan asap ini dilihat oleh warga setempat setelah melaksanakan ibadah Salat Jumat.
Ia mengatakan jika api muncul dari lereng gunung sampah yang tidak jauh dari sungai kering di TPA Tlekung. Akibat musim kemarau, api dengan mudah menjalar hingga ke puncak gunung sampah.
“Setelah mendapatkan laporan sekitar pukul 12.45 WIB, petugas langsung datang ke lokasi dengan menggunakan satu unit mobil pemadam," ujar Supriyanto, Sabtu (21/10).
"Melihat kondisi semakin meluas akhirnya kami tambah satu mobil suplai. Tetapi karena kapasitas outputnya lebih besar dibanding inputnya akhirnya dibantu mobil Dinas Lingkungan Hidup sejumlah dua unit tangki," sambungnya.
Untuk memperluas jangkauan pemadaman api yang membakar tumpukan sampah tersebut, pihaknya kembali menambah armada pemadam kebakaran. Kemudian, ada kurang lebih 36 personel yang diterjunkan.
Lokasi kebakaran yang merupakan gunungan sampah tersebut, kata dia, dikhawatirkan menimbulkan banyak asap yang bisa mengganggu proses pemadaman, karena berpotensi membuat para pemadam kesulitan bernafas.
"Masing-masing regu melakukan pemadaman sekitar empat jam, kemudian akan kami gantikan. Karena banyak CO2, berbahaya kalau tidak membawa masker yang memadai,” ujarnya.
Susahnya proses pemadaman hingga membuat beberapa petugas gabungan harus dirawat di luar TKP kebakaran akibat kekurangan oksigen.
Sampai saat ini api masih nampak membara, pihak pemadam kebakaran dan BPBD Kota Batu. Perkiraan lahan yang terbakar mencapai 1.000 meter persegi.
"Jadi karena hot spot meluas hingga 1000 meter persegi, maka tidak mungkin bisa dipadamkan dalam beberapa hari ini," terangnya.
Terkait dengan kendala pemadaman, lanjutnya, angin yang kencang dan tebalnya tumpukan sampah membuat pemadam harus benar-benar memastikan air masuk hingga ke dalam supaya sampah yang sudah dipadamkan tidak kembali terbakar.
"Kendalanya arah angin. Sistem yang digunakan untuk memadamkan kebakaran seperti ini seharusnya menggunakan sistem injeksi," beber Supriyanto.
Caranya dengan menancapkan moncong pipa air ke dalam tumpukan sampah, sehingga air akan menyebar sendiri ke dalam tumpukan sampah. Sistem pemadaman ini sama seperti saat memadamkan kebakaran pada lahan gambut.
"Karena meskipun terlihat api ada di luar, sebenarnya di dalam tumpukan sampah ini juga ada kebakaran yang tak terlihat. Jadi meskipun yang di luar dipadamkan, api akan muncul lagi karena sebenarnya masih ada api di dalam tumpukan sampah ini," bebernya.
Untuk penyebab pasti kebakaran, petugas belum bisa memastikan. Bisa karena kelalaian atau api alami yang timbul dari hasil proses pembusukan bakteri yang menimbulkan kalor atau panas suhu 80-90 derajat, kemudian bertemu gas metan ditunjang cuaca panas.
"Itu juga bisa menjadi salah satu pemicu kebakaran TPA Tlekung. Namun terpenting bagaimana sekarang memadamkan api atau mencegah api meluas," pungkasnya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mengatakan selain memadamkan api pihaknya juga melakukan upaya penanganan kesehatan di wilayah sekitar lokasi. (eco/far)