- tvOne - dewi rina
Ratusan Relawan di Bojonegoro Bersihkan Eceng Gondok di Sungai Bengawan Solo
Bojonegoro, tvOnenews.com - Ratusan relawan dari berbagai organisasi masyarakat (Ormas) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur membersihkan tumbuhan eceng gondok, yang menutupi permukaan Sungai Bengawan Solo, sepanjang lebih dari 5 kilometer, Minggu (29/10).
Para relawan dibekali ratusan karung untuk mewadahi jutaan eceng gondok yang memenuhi sungai terpanjang di Pulau Jawa itu. Selain itu, petugas terkait juga mengerahkan dua unit ekskavator dan enam unit dump truk untuk mengusung eceng gondok.
Koordinator Aksi, Rizal Zubad Firdausi mengungkapkan, kegiatan ini berasal dari keresahan masyarakat selama ini, karena fenomena eceng gondok di tahun ini yang cukup parah. Mulai dari Kecamatan Cepu, Blora hingga Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro aliran bengawan tertutupi eceng gondok.
“Fenomena (eceng gondok) tahun ini yang cukup parah,” ungkap Rizal.
Aksi yang diikuti sebanyak 500 relawan itu, Rizal menjelaskan, merupakan aksi untuk memicu perhatian dari pemerintah agar sadar terhadap lingkungan. Ia mengaku, aksi yang dilakukannya juga hanya memiliki kontribusi kecil, dengan melihat luas hamparan eceng gondok yang memiliki panjang sekitar 23 kilometer itu.
“Kita sangat sadar, aksi kali hanya memiliki sedikit kontribusi. Untuk saat ini kita juga tidak akan bisa menuntaskan permasalahan tersebut,” terangnya.
Namun dengan aksi tersebut, bisa menyadarkan pemerintah bahwasanya, aksi tersebut penting untuk dilaksanakan. Pihaknya berharap, kepada masyarakat di kawasan Sungai Bengawan Solo juga memperhatikan kondisi tersebut.
"Harapan kami kedepan masyarakat, jika menemukan bibit-bibit eceng gondok ini agar segera diambil, sebelum eceng gondok itu bertumbuh lebih banyak lagi,” pungkasnya.
Untuk diketahui, keberadaan eceng gondok yang menyelimuti permukaan Sungai Bengawan Solo ini, sudah berlangsung sebulan terakhir, panjang permukaan yang tertutup tumbuhan ini diperkirakan lebih dari 5 kilometer.
Banyaknya tumbuhan eceng gondok ini, diduga akibat pintu air bendung gerak di wilayah hilir ditutup, selama musim kemarau panjang seperti saat ini, sehingga air sungai yang memiliki panjang lebih dari 500 kilometer ini tak bisa mengalir dengan semestinya. (dra/gol)