- tvOne - zainal azkhari
Meski Diguyur Hujan Lebat, Peserta Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto – Surabaya Berhasil Capai Garis Finish
Surabaya, tvOnenews.com - Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto - Surabaya yang diikuti ribuan peserta sukses digelar, Sabtu (4/11). Salah satu tantangan yang dihadapi peserta, turunnya hujan di beberapa rute perjalanan, membuat hampir seluruh peserta basah kuyup kedinginan.
Hujan deras yang mengguyur Kota Pahlawan tak menyurutkan semangat peserta Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto - Surabaya hingga memasuki garis finis di Jalan Pahlawan, Surabaya.
Tepat Pukul 23.00 WIB, puluhan peserta terlihat mendekati garis finish. Disekitaran garis finish, ratusan masyarakat antusias menyambut kedatangan mereka.
Salah satu peserta yang berhasil mencapai garis finish pertama kali adalah Bimo. Peserta perseorangan yang beratribut ala Wiro Sableng ini merasa senang karena bisa mencapai garis finish. .
Selama perjalanan menempuh 51,9 KM, atributnya selalu menjadi perhatian warga, sehingga tak sedikit yang memintanya untuk berswafoto bersamanya.
“Seru banget bisa merasakan momentum perjuangan ini, perjalanan jadi ngak terasa karena banyak penonton yang ngajak selfi bareng. Semoga momen bersejarah ini terus diadakan setiap tahun,” ujarnya.
Sememtara itu tim beregu juga tak kalah seru, “kiri, kanan, kiri,” teriakan disertai suara peluit memandu agar seluruh tim untuk tetap dalam barusan dan gerakan yang sama. Bahkan tak sedikit yang memandunya dengan nyanyian lagu nasional seperti Sorak Sorak Bergembira, dan Bandung Lautan Api.
Ahmad Ferdinand, salah satu ketua regu dari Tim Nyanggong, Desa Kletek, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Pria 20 tahun itu memimpin 28 rekan dalam timnya yang start di Mojokerto sejak sekitar pukul 16.00 dan tiba persis di samping Tugu Pahlawan sekitar pukul 23.40 WIB.
Ahmad Ferdinand mengaku baru pertama kali ikut dan tetap semangat meski basah kuyup diguyur hujan saat mencapai finish.
“Baru pertama kali ikut. Sangat excited untuk mencapai garis finis. Capek, tapi seru,” ucapnya.
Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto-Suroboyo yang diikuti 8.040 peserta terdapat ada enam kategori, yakni dari perorangan beregu putra-putri, beregu pelajar, beregu umum, beregu TNI-Polri, dan kategori pakaian perjuangan Putra dan Putri, serta pakaian terunik.
Persis di depan garis finish, seluruh peserta Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto-Suroboyo mendapat hiburan konser musik. Ribuan masyarakat Surabaya dan sekitarnya menikmati suguhan tersebut. Mereka berbondong-bondong menyaksikan Denny Caknan dan beberapa penyanyi lainnya.
Hingga Minggu (5/11/2023) dini hari, satu persatu kelompok gerak jalan masih tetap melangkah mencapai titik finish.
Gerak jalan Mojokerto – Surabaya merupakan bagian dari sejarah mobilisasi perlawanan perang Surabaya yang mendapat dukungan warga dari sejumlah wilayah di luar kota Surabaya atau yang dulu lebih dikenal sebagai wilayah (Gerbang Kertosusila) Gersik, Jombang, Nganjuk, Mojokerto, Surabaya, Lamongan dan Madura.
Pertama kali digelar Sejak tahun 1959-1964, rute dialihkan dari Mojokerto-Surabaya untuk memperingati pertahanan sektor barat yang dikenal dengan Batalyon Laskar Hisbullah, Tentara Pelajar, Polisti Istimewa, Batalyon Mansjur, Sholikin dan Munasir, Djarot Subiantoro yang dikenang dengan monument Mayangkara di Wonokromo
Namun, perjalananya gerak jalan ini tak selamanya berjalan mulus. Pada 1965-1967, gerak jalan ini sempat ditiadakan karena pada saat itu terjadi peristiwa G30SPKI.
Momentum bersejarah tersebut diabadikanhingga saat ini menjadi bagian dari rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Jawa Timur yang saat ini sudah mencapai usia 78 tahun. (zaz/gol)