- tvOne - zainal azkhari
Kreatif! Lukisan dari Ampas Kopi, Membingkai Peristiwa Perlawanan Surabaya Melawan Penjajah
Surabaya, tvOnenews.com – Unik, di Surabaya ampas kopi yang dianggap banyak orang sebagai barang tak bernilai dan dibuang, namun ditangan dosen dan mahasiswa Visual Communication Design Universitas Ciputra (VCD UC), ampas kopi dikreasikan jadi salah satu karya seni lukis yang cukup indah dan menarik.
Lukisan bertinta ampas kopi itu mengangkat semangat Hari Pahlawan yang akan diperingati pada 10 November mendatang, sekaligus menggambarkan semangat Hari Sumpah Pemuda.
Dosen VCD UC, Putu Wardhani mengungkapkan, terlibatnya enam mahasiswa dalam pembuatan karya lukis dengan menggunakan ampas kopi ini untuk mengedukasi mereka dan masyarakat luas, bahwa yang bisa berguna tidak hanya kopi saja. Melainkan ampas yang dihasilkan kopi juga bisa dibuat untuk kreasi seni.
Salah satu contohnya dengan membuat beberapa ikon Kota Surabaya menggunakan dasar ampas kopi sebagai objek media melukis sekaligus pewarna.
Sejumlah karya mahasiswa melukis ekspresi pidato Bung Tomo yang membakar semangat arek-arek Suroboyo, peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato saat ini Hotel Majapahit, dan peristiwa tewasnya Jenderal Malaby dari tentara Sekutu di tangan perlawanan arek-arek Suroboyo di Jembatan Merah, hingga aksen wajah pahlawan Nasional Slamet Riyadi.
“Seluruh ikon Hari Pahlawan yang merupakan bagian dari Kota Pahlawan kami tuangkan menjadi karya lukis dengan manfaatkan ampas kopi,” terangnya.
Meski cukup menarik perhatian, karya lukis ampas kopi ini rupanya juga memiliki tantangan dan kesulitan tersendiri.
Berbeda jika lukisan menggunakan media cat watercolour, penggunaan ampas kopi justru membutuhkan waktu yang cukup detail. Sebab, pigmen warna pada ampas kopi tidak segelap bahan cat lain.
“Perlu kesabaran karena butuh waktu lama untuk menambahkan tiap layer dari ampas kopi untuk menghasilkan garis Lukisan dengan subject warna gelap siluete menegaskan objeck tema lukisan seperti lukisan pada umumnya,” tambahnya.
Dalam pembuatan ini, Putu menjelaskan jika langkah pertama yang dilakukan adalah membuat sketsa. Kemudian ditumpuk dan diwarna dengan ampas kopi yang terendam air panas. Tahapan perendaman ini, kata Putu, yang menentukan warna atau pignen ampas kopi keluar. Nah, jika air mulai dingin ia akan menuangkan kembali air panas. Dengan begitu, pigmen warna ampas kopi terbuka.
“Kalau buat satu karya, butuh waktu 2 sampai 4 jam tergantung kondisi kerumitan objek. Karena hasil lukis ampas kopi air dingin dan air panas akan berubah. Kegunaan air panas sangat menguntungkan menghasilkan pigmen warna yang kuat,” tambah dia.
Usai diwarna dengan ampas kopi, gambar lukis kemudian di semprot dengan clear atau pernis untuk membuat warna kopi awet dan tajam, sehingga lebih hidup dan menarik.
“Di UC kita juga mengkampanyekan SGDs (Suistanable Development Goals). Penggunaan ampas kopi juga sekaligus untuk mengkampanyekan peduli lingkungan dan ini bisa jadi bentuk awal cinta kepada Pahlawan dengan memanfaatkan limbah jadi karya futuristik,” pungkasnya.
Salah satu mahasiswa yang teribat menggambar Sherin Luvita mengaku, tertarik melukis dengan memanfaatkan ampas kopi. Meski mengalami tantangan dan kesulitan, namun pengalaman ini cukup berkesan bagi dia.
“Ini pertama kali mencoba lukis dengan ampas kopi. Cukup asik, karena juga melatih kesabaran dengn menunggu warna ampas kopi sampai kering. Kemudian mengulangi langkah pewarnaan kembali,” tandas mahasiswa angkatan 2021.
Rencanaya seluruh hasil karya lukis mahasiswa ini akan di pajang dan di pamerkan secara terbuka di setiap sudut kampus, selama moment Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November 2023 mendatang. (zaz/gol)