- edi cahyono
Tembok Pembatas Sungai Kasin Dekat TPU Kasin Kota Malang Ambrol Timpa Rumah Warga
Malang, tvOnenews com - Hujan lebat disertai angin kencang berakibat tembok pembatas Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kasin setinggi sekitar tiga meter ambrol hingga menimpa rumah warga. Beruntung peristiwa ini tidak memakan korban jiwa.
Peristiwa ambrolnya tembok pembatas yang dekat aliran Sungai Metro, diketahui sekitar pukul 12.00 WIB, Selasa (2/1) siang.
Salah satu penghuni rumah, Siti Rokayah (64) mengaku awalnya tidak melihat ada tanda-tanda tembok pembatas tersebut akan ambrol. Sebab, pada saat kejadian cuaca dalam keadaan terang.
"Saya mau masak, terus dengar suara pohon beringin kecil ambruk dan tidak lama tiba-tiba tanahnya ketarik dan (tembok pembatas) di seberang sungai ikut ambrol," ujar Rokayah kepada awak media, Selasa (2/1).
Mengetahui tembok pembatas ambrol, Siti dan keluarganya bergegas keluar rumah dan menyelamatkan diri masing-masing. Akibat peristiwa tersebut, bagian kamar, dapur dan gudang rumahnya mengalami kerusakan
"Alhamdulillah ngak ada korban jiwa dalam kejadian ini," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Kota Malang Prayitno mengataka, BPBD Kota Malang menerima laporan ini dan anggota TRC langsung meluncur ke lokasi guna membantu proses evakuasi sekaligus melakukan asessement pendataan.
"'Setelah laporan masuk petugas segera meluncur ke lokasi, untuk proses evakuasi. Saat ini petugas sudah di lokasi sedang proses evakuasi material,” terang Prayitno, Selasa (2/1).
Dikatakan Prayitno, tembok pembatas yang dekat pemukiman rumah warga Gang Makam RT 07 RW 03 (Kampung Keramat) Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, diduga ambruk karena kontruksi bangunan yang dilakukan pihak pengembang perumahan kurang kuat.
"Akibatnya saat hujan lebat dan bagian pondasi Sungai Metro tergerus. Puncaknya ambrol dan menimpa rumah yang ditempati tiga KK. Tadi setelah saya datangi ada pihak pengembang yang bertanggungjawab atas tembok itu dan mereka telah membuat kesepakatan dengan warga untuk memperbaiki kerusakan," ungkapnya.
Untuk kisaran kerugian, Prayitno menyatakan masih belum dapat memprediksi berapa besarnya kerugian yang dialami oleh masyarakat.
“Yang terpenting tidak ada korban jiwa ataupun luka-luka, untuk kerugian masih belum dihitung,” terangnya.
Kejadian ini bukan yang pertama kalinya terjadi di kawasan tersebut, karena di tahun 2016 lalu, longsor juga pernah terjadi di penampang Sungai Metro. Namun, pada 2016 lalu, longsor terjadi di wilayah pemukiman warga, yang mengancam tiga rumah warga dan satu masjid.
"Saya mengimbau kepada pemilik rumah yang terdampak untuk mengungsi terlebih dahulu. Sebab, lokasi bangunan rumah tersebut berada di sempadan sungai dan berpotensi longsor," pungkasnya. (eco/far)