- tvOne - zainal azkhari
Rompi Biru Muda Wali Kota Eri saat Pengukuhan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Surabaya, Begini Kata Pakar
Surabaya, tvOnenews.com – Sejumlah kepala daerah di wilayah Gerbangkertosusila mendadak melakukan deklarasi dukungan kepada Paslon 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Misalnya Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali dan Bupati Gresik, Akhmad Yani. Padahal keduanya jelas diusung oleh parpol non pengusung Paslon 02 ketika maju sebagai kepala daerah.
Khusus untuk Muhdlor jadi sorotan masyarakat banyak saat ini. Karena deklarasinya dilakukan paska kantor dan rumahnya di Sidoarjo digeledah oleh KPK.
Kini kasus latah mengenakan simbol baju warna biru tersebut sampai ke Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi yang ketika maju diusung oleh PDIP. Seperti diketahui PDIP mengusung Paslon nomor 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sebagai presiden serta wakilnya.
Eri terpantau mengenakan pakaian biru ketika mengukuhkan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Surabaya periode 2023–2027, di Lobby Lantai 2 Balai Kota Surabaya. Dalam kesempatan tersebut Wali Kota Eri dinobatkan sebagai Dewan Kehormatan Pemuda Muhammadiyah Surabaya.
Dalam sambutannya, Wali Kota Eri mengajak seluruh pengurus dan anggota Pemuda Muhammadiyah membangun Surabaya menjadi kota yang lebih maju, berdaya saing, dan berkeadilan. Serta, terus berkontribusi secara positif dalam membangun Kota Surabaya. Yakni, bersama-sama mewujudkan Surabaya sebagai tempat yang harmonis, inklusif, dan sejahtera.
Selain itu, ia menghimbau agar Pemuda Muhammadiyah Surabaya dapat menjadi agen perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, sosial, dan ekonomi, serta terus berusaha menciptakan inovasi yang membawa manfaat bagi masyarakat kota Surabaya.
“Sukses untuk Pemuda Muhammadiyah, saya tunggu sinerginya. Sebab, sebagai pemuda, kita harus banyak berbuat. Saya yakin kalau pemuda sudah bergerak maka perubahan akan terjadi di Kota Surabaya,” ujarnya.
Wakil Dekan Fisip Universitas Wijaya Kusuma, Dr Umar Sholahudin menyampaikan tentang fenomena latah mendadak mengenakan simbol serba biru ke sini jelang pilpres semakin marak. Utamanya dari pejabat publik utamanya kepala daerah.
"Bisa latah politik yang penuh tendensius (mengarah pada Paslon tertentu). Dan juga bisa sepertinya para kepala daerah merasa ada masalah hukum dan ingin cari suaka politik ke 02," ujarnya.
Atau pun jika belum deklarasi jelas Umar bisa saja memainkan sebatas simbol-simbol.
"Atau dengan pake baju simbolik warna biru, mereka merasa aman dan nyaman dari incaran politik sandra," tegasnya.
Menurut Umar seperti kasus Bupati Sidoarjo ada kesan politik seperti paranoid.
"Takut diperkarakan (hukum) jika tak dukung 02. Para kepala daerah yang potensial bermasalah secara hukum menjadi incaran praktek politik sandra," bebernya.
Masih kata Umar termasuk halnya dalam kasus bansos yang terjadi di Jatim.
"Pasca penggeledahan di sekda, KIP (Khofifah Indar Parawansa) langsung "riting kiri" dukung paslon 02 biar aman terkendali," lanjutnya.
Sementara tentang wali Kota Surabaya yang diusung PDIP, Umar berharap agar Eri Cahyadi berani dan istiqomah. Dan bahkan jika perlu berani kampanye ke luar untuk Ganjar dan Mahfud.
"Eri dilahirkan dari rahim PDIP dan jangan sampai jadi "anak durhaka" kayak Gibran," pungkasnya. (zaz/gol)