- agus wibowo
Tren Asusila Pelajar di Pacitan Meningkat, Cabdindik: Sektor Pariwisata Salah Satu Pemicunya
Pacitan, tvOnenews.com - Tidak main-main, hampir setiap bulan pelajar yang terlibat atau bahkan menjadi pemeran video syur di Pacitan terus bermunculan.
Tak tinggal diam, Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur di Pacitan menghantam Pemerintah Kabupaten Pacitan yang mana sektor Pariwisata dianggap sebagai pemicu meningkatnya tren pelajar yang berbuat asusila di luar pendidikan sekolah.
Kepala seksi Sekolah Menengah Kejuruan Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur di Pacitan, Suhendro mempertanyakan banyaknya home stay atau penginapan di kawasan wisata yang dijadikan tempat aman bagi mereka.
Terutama ijin home stay dan hotel kelas mawar yang kini bertebaran dan bebas digunakan untuk transaksi esek-esek.
“Bisa dibilang, sektor tersebut sangat mempengaruhi, karena dari sekian banyak penginapan hanya beberapa saja yang dapat dikatakan syariah. Lainnya digunakan untuk short time,” tegasnya.
Parahnya, penginapan itu berdampak langsung pada okupansi hotel di Pacitan dan dampak buruknya mempengaruhi remaja usia pelajar. Dinas Pendidikan tidak kurang-kurang untuk bagaimana mendidik anak agar tidak berperilaku menyimpang.
“Mohon maaf izinnya darimana dan yang terpenting bagaimana penginapan di kawasan wisata itu dibuat syariah. Jadi tidak digunakan untuk short time,” tambah Suhendro.
Sementara itu, berbagai upaya sudah dilakukan Cabang Dinas Pendidikan untuk menyelamatkan pelajar SMA/SMK agar tidak terjerumus perilaku asusila.
Namun demikian, Cabang Dinas Pendidikan Jatim Wilayah Pacitan masih belum sepenuhnya mampu mengatasi persoalan yang semakin ke depan kondisinya memprihatinkan dunia pendidikan.
“Tercatat ada ribuan siswa-siswi kami di seluruhnya mas. Tidak mungkin kami mampu mengawasinya sendiri. Kita bisa kerjasama dengan desa dan orang tua misalnya,” terang Indiyah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim Wilayah Pacitan.
Beberapa fase “penyelamatan” yang dilakukan oleh Cabdin Pendidikan yakni penekanan ke semua sekolah baik kepala maupun guru untuk terus memberikan wawasan terkait hal-hal yang menyimpang dari pendidikan.
Langkah ini kemudian difokuskan pada pendekatan seperti menginisiasi program pendidikan, mendorong orang tua untuk melakukan koordinasi dalam pengawasan anak di rumah. (asw/far)