- umar sanusi
Upaya Turunkan Angka Perceraian di Jombang, Seluruh Penghulu Dilatih Hipnoterapi
Jombang, tvOnenews.com - Tingginya angka perceraian di Jombang, disikapi Ikatan Penghulu Republik Indonesia (IKAPRI) Jombang. Seluruh penghulu dari KUA seKabupaten Jombang dilatih hipnoterapi untuk memantapkan pesan-pesan pembekalan kepada calon pengantin. Selain berupaya menekan angka perceraian, dalam pelatihan hipnoterapi, penghulu juga berupaya menurunkan angka stunting.
Kepala Kantor Kementerian Agama serta seluruh penghulu seKabupaten Jombang mengikuti pelatihan hipnoterapi yang berlangsung di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Diwek, Kamis (30/5/2024).
Ahli hipnoterapi yang memberi pelatihan yaitu Iptu Edy Widoyono, yang kini menjabat sebagai Kapolsek Diwek, Jombang. Salah satu materinya, para penghulu dihipnotis hingga mengikuti semua perintah dari hipnoterapis, karena para penghulu masuk ke alam bawah sadar. Bahkan sejumlah penghulu dibuat tertidur.
Perintah dan apa yang dialami penghulu akan membekas cukup lama, meski kondisinya tampak tidur pulas. Kondisi alam bawah sadar inilah yang nantinya akan dimanfaatkan penghulu untuk memberi banyak nasihat dan pesan kepada calon pengantin.
Selain dihipnotis, para penghulu juga mendapatkan penjelasan dan praktik sejumlah materi lainnya. Ahli hipnoterapi menyampaikan sejumlah materi yang bisa dipraktikkan saat penghulu memberikan bekal kepada calon pengantin sebelum akad nikah dilaksanakan.
Karena selain berwenang menikahkan, penghulu juga memiliki tugas memberikan bimbingan perkawinan pra nikah. Bimbingan perkawinan selalu dilaksanakan di setiap KUA bagi para calon pengantin yang akan membangun rumah tangga.
Kepala Kantor Kemenag Jombang Muhajir mengatakan, pelatihan hipnoterapi ini merupakan salah satu inovasi dan upaya APRI untuk menekan angka perceraian.
"Tingginya angka perceraian di Kabupaten Jombang pernah disampaikan PJ Bupati Jombang. Makanya di Kemenag Jombang ada upaya-upaya yang dilakukan untuk menekan angka perceraian itu," terang Muhajir.
Muhajir menambahkan, setiap calon pengantin ada yang namanya bimbingan perkawinan (binwin). Diharapkan bagi calon pengantin ketika mengikuti binwin selama dua hari di KUA itu mereka memiliki bekal bagaimana sesungguhnya membangun perkawinan sehingga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.
"Kita harapkan ketika teman-teman penghulu menjadi narasumber memberikan materi dalam kegiatan binwin yang dilaksanakan di KUA bisa menyampaikan pesan-pesan itu secara mendalam kepada calon pengantin yang akan menikah. Karena meskipun, mohon maaf, barangkali selama ini binwin sudah dilakukan, tapi kan fakta di lapangan masih tinggi angka perceraian itu," paparnya.
Sehingga diharapkan dengan penguasaan hipnoterapi ini calon pengantin yang telah mengikuti binwin selama dua hari itu pesan-pesan yang disampaikan narasumber bisa lebih maksimal.
Edi Widoyono mengatakan, setelah para penghulu menguasai hipnoterapi, langsung akan bisa mempraktikkan kepada calon pengantin sebelum pernikahan.
"Praktiknya, jadi nanti pada saat ada kegiatan pra nikah selai diberikan pemahaman tentang pernikahan, para catin itu akan bisa disugesti dengan hipnoterapi untuk dimasukkan ke alam bawah sadarnya bagaimana rumah tangga yang baik dan bagaimana nanti merawat anak ke depan. Tadi juga kami berikan pemahaman tentang hypnoparenting kemudian hypnosleep buat anak,” jelas Edi.
Cholili, Ketua APRI Jombang mengatakan, usai pelatihan ini akan dirapatkan untuk kelanjutan pelatihan hipnoterapi jika dianggap dibutuhkan.
"Setelah ini akan kita musyawarahkan, kalau dianggap perlu akan kita lanjutkan pelatihannya, tapi setelah bulan haji, kira-kira bulan Syura," katanya. (usi/far)