Population Clock Diresmikan BKKBN.
Sumber :
  • tim tvone - tim tvone

Population Clock Diresmikan BKKBN, Provinsi Jawa Timur yang Pertama Menerapkan di Indonesia

Kamis, 11 Juli 2024 - 11:15 WIB

Surabaya, tvOnenews.com - Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur merayakan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 sekaligus meluncurkan Population Clock. Bersama Kepala BKKBN Pusat Dokter Hasto Wardoyo, PJ Gubernur Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, dan Sekretaris Utama BKKBN, Tavip Agus Rayanto, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jatim, Maria Ernawati, meresmikan population clock atau jam populasi untuk terus memperbarui data tentang jumlah penduduk, jumlah kelahiran dan jumlah kematian.

"Saya kaget tadi pas proses peluncuran Population Clock, karena baru tingkat nasional yang sudah menggunakan population clock. Jatim ini merupakan provinsi  pertama di Indonesia yang sudah menerapkan population clock," ungkap Kepala BKKBN Nasional, Dokter Hasto Wardoyo kepada insan media usai Puncak Perayaan Harganas Jatim ke-31 di Jatim Expo, Rabu (10/7).

Dokter Hasto menambahkan dari population clock yang baru dilaunching oleh Provinsi Jatim ini, bisa diketahui bahwa jumlah penduduk Provinsi Jatim sebanyak 41.820 873 jiwa dengan jumlah kelahiran sebanyak 602.283 jiwa dan jumlah kematian sebanyak  313 670 jiwa.

"Population clock ini update datanya tiap detik. Jadi Provinsi Jawa Timur ini sangat luar biasa dan population clock ini memang sangat dibutuhkan," imbuh pria yang merupakan dokter spesialis kandungan ini.

Sebelumnya, PJ Gubernur Provinsi Jatim, Adhy Karyono mengatakan pada peringatan Harganas tahun ini, Kota Surabaya menjadi tempat penyelenggaraan sebagai ibukota provinsi berbagai capaian baik telah diraih  Kota Surabaya dalam percepatan penurunan stunting, yaitu capaian angka prevalensi stunting Kota Surabaya juga mengalami penurunan yang signifikan dari 28,9% (SSGI 2021) menjadi 4,8% (SSGI 2022), dan 1,6 (SKI 2023) angka prevalensi ini berada jauh dibawah target nasional Tahun 2024 yaitu sebesar 14%.

"Jawa Timur akan terus berupaya untuk menurunkan prevalensi angka stunting. Meskipun dari hasil SKI Tahun 2023 angka prevalensi Jawa Timur telah mencapai 17,7 atau turun 1,5 Kami berharap pada Tahun 2024 ini bisa mencapai target angka prevalensi sebesar 14%," kata Adhy dalam sambutannya.

Adhy menambahkan hal ini tidak terlepas dari kerja keras para pemangku kepentingan dan kebijakan yang sama-sama fokus menurunkan angka stunting di Jawa Timur. Namun ada beberapa hal yang patut diperhatikan dan jaga bersama, bahwa penurunan tersebut masih menjadi pekerjaan rumah bersama, karena ada beberapa Kabupaten/ Kota yang angka stuntingnya cenderung naik. Oleh karena itu patut untuk dipertahankan bagi daerah yang sudah turun prevalensi stuntingnya. Capaian nasional juga kita harapkan dapat turun siginifikan di akhir tahun 2024 dengan Jawa Timur sebagai salah satu provinsi penyangga Nasional.

Berita Terkait :
1
2 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:16
43:11
04:17
01:49
02:45
04:20
Viral