- wawan sugiarto
Berharap Berkah, Warga Berebut Nasi Tumpeng Hingga Bersih Tak Tersisa dalam Acara Grebeg Suro
Lumajang, tvOnenews.com - Bulan Muharam atau bulan Suro dalam kelender Jawa, diyakini sebagian warga sebagai bulan yang sakral. Makanya tidak mengherankan, sejak memasuki bulan Suro sejumlah kegiatan tradisi Grebeg Suro rutin dilakukan warga, yang dikemas dalam bentuk kegiatan bersih desa atau selamatan desa termasuk di Kabupaten Lumajang.
Seperti yang digelar di Desa Tumpeng, Kecamatan Candipuro pada Sabtu (13/7/2024) pagi ini. Meskipun kegiatan ini baru pertama kali digelar, tetapi antusiasme warga untuk ikut berpartisipasi mengarak berbagai tumpeng sudah terlihat sejak pagi.
Pantauan tvOnenews.com di lokasi, terlihat puluhan tumpeng sudah tertata rapi di depan halaman Balai Desa Tumpeng, untuk diarak menuju area pemakaman Mbah Tuan Sidobranti, yang merupakan makam tertua dan sebagai pepunden desa ini.
Selain tumpeng berisi nasi lengkap dengan ayam ingkung dan lauk pauk lainnya, beberapa peserta juga membawa nasi tumpeng dalam bentuk gunungan hasil bumi, hingga gunungan berisi jajanan pasar dan makanan ringan.
"Kegiatan arak-arakan tumpeng ini memang kali pertama digelar di Desa Tumpeng. Ini sekaligus rangkaian kegiatan selamatan desa yang digelar saat bulan Suro," kata Kepala Desa Tumpeng, Muhammad Deni Purwadi, Sabtu (13/7).
Deni juga menyebutkan pemilihan makam Mbah Tuan Sidobranti sebagai lokasi kegiatan gregeb tumpeng, adalah sebagai bentuk penghormatan terhadap Mbah Tuan Sidobranti yang merupakan leluhur dan orang yang pertama kali mendirikan Desa Tumpeng.
"Mbah Tuan Sidobranti inilah dulu yang mbabat alas Desa Tumpeng. Makanya acara ini kita pusatkan di sini,'' imbuhnya.
Deni dan warga Desa Tumpeng berharap, dengan kegiatan selamatan desa ini, desa mereka bisa terbebas dari serangan hama wereng, tikus hingga burung, serta dijauhkan dari segala bentuk musibah dan penyakit.
"Harapan kami terutama saat ini, semoga hama yang menyerang lahan pertanian kami seperti wereng, tikus dan burung segera musnah. Di samping itu, semoga warga kami tetap rukun dan bersatu, serta dijauhkan dari segala macam musibah dan penyakit," terangnya.
Sementara itu, warga yang hadir dalam kegiatan ini juga sangat menyambut baik kegiatan ini. Warga juga berharap, kegiatan ini terus dilakukan setiap tahun sebagai upaya menjaga tradisi dan budaya leluluhur agar tidak lekang ditelan jaman.
"Kami sangat senang akhirnya di desa kami juga diadakan acara grebeg tumpeng. Kan selama ini hanya ruwatan biasa dan kami hanya bisa menjadi penonton saat tetangga desa sebelah mengadakan Grebeg Suro," tutur Vivi salah satu warga.
Saking senengnya, Vivi bersama warga lainya mengikuti prosesi arak-arakan tumpeng dari balai desa menuju makam dengan berjalan kaki sejauh hampir dua kilometer di bawah terik matahari.
Atraksi seni bantengan juga nampak memberikan hiburan tersendiri bagi warga yang menyaksikan di sepanjang jalan.
Tidak hanya dari kalangan remaja dan dewasa, sejumlah anak-anak juga ikut berebut tumpeng yang berisi jajanan pasar dan makanan ringan, sehingga menambah meriah suasana ini. Meskipun harus berdesakan satu sama lain, namun warga terlihat senang setelah memperoleh bagian dari tumpeng, karena diyakini bisa membawa berkah. Terlihat, puluhan tumpeng langsung bersih tidak tersisa.
"Saya ikut mulai prosesi awal hingga acara rebutan tumpeng dengan jalan kaki. Capeknya langsung hilang saat acara rebutan tumpeng. Ini dapat sate dan buah, semoga berkah," pungkasnya dengan nada gembira. (wso/far)