- tvOne - edy cahyono
Rekonstruksi Pembunuhan Wanita di Pakis Malang, Sebelum Membunuh Pelaku Diberi Makan dan Minum
Malang, tvOnenews.com - Sejumlah fakta terkuak dalam rekonstruksi adegan kasus pembunuhan yang menimpa Sunik (48), warga Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Ada sebanyak 45 adegan yang diperagakan, pada Selasa (23/7).
Rekonstruksi dilakukan di Mapolres Malang, polisi mendatangkan tersangka, Evi Wijayanti (51), warga Krembangan, Kota Surabaya.
Kanit III Satreskrim Polres Malang, Iptu Choirul Mustofa menerangkan, saat rekonstruksi juga melibatkan sejumlah saksi-saksi untuk mengetahui fakta baru saat kejadian.
“Kami juga mendatangkan para saksi yang di tempat kejadian perkara (TKP) sejumlah empat orang, saksi yang menemui sampai saksi tetangga yang membuatkan teh,” kata Choirul, Rabu (24/7).
Saat rekonstruksi, korban juga nampak mengenakan pakaian yang dikenakan saat peristiwa pembunuhan tersebut terjadi.
Tersangka yang merupakan seorang pengamen tersebut mengenakan pakaian berwarna merah muda bergaris dengan memakai jilbab berwarna coklat susu.
“Kita melaksanakan rekonstruksi, dan kita hadirkan tersangka langsung dengan memakai pakaian yang saat kejadian perkara digunakan,” terangnya.
Choirul menjelaskan, awal rekonstruksi dilakukan dengan adegan tersangka datang ke lokasi kejadian dengan diantarkan ojek. Kemudian, tersangka melakukan adegan masuk ke dalam rumah sampai kepada melakukan eksekusi kepada korban.
"Tersangka tampak menjalani proses rekonstruksi dengan tenang. Evi memulai adegan kedatangannya di rumah korban Sunik di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang," ujar Choirul.
Kedatangannya disambut oleh korban yang sempat ditemui salah satu tetangganya. Bahkan, pelaku juga sempat dibuatkan teh oleh tetangga tersebut, sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah Sunik.
Tersangka juga sempat memeragakan adegan makan rujak dan minum es campur bersama korban, termasuk adegan ketika salat dzuhur di kamar depan, sedangkan korban sholat di kamarnya sendiri.
Evi juga terlihat dingin dan tenang ketika memeragakan bagaimana ia memukul kepala Sunik yang tengah tiduran. Aksinya itu ia lakukan dengan memejamkan mata, hingga beberapa kali palu yang ia bawa diayunkan beberapa kali.
"Total ada sebanyak 45 adegan telah dilaksanakan dari dia mulai datang sampai memukul berkali-kali," terangnya.
Proses rekonstruksi sendiri sengaja dilakukan tidak di lokasi kejadian demi menjaga kondusivitas lingkungan dan kelancaran proses rekonstruksi. Dimana dari rekonstruksi itu tidak ditemukan fakta baru.
Namun, ada beberapa adegan menarik yang diperagakan oleh tersangka, yakni ketika tersangka disuguhkan teh oleh tetangganya, sambil menunggu kedatangan Sunik dari pulang kerja pada Selasa (16/7) sekitar pukul 10.00 WIB.
Selain itu ada adegan dimana tersangka diminta oleh Sunik, untuk salat dzuhur dahulu karena sudah memasuki waktu sholat. Evi pun menuruti permintaan korbannya dengan sholat dzuhur di kamar depan, sedangkan korban salat di kamarnya sendiri.
"Memang ada itu bekasnya di TKP berupa sajadah dan mukena, memang bekas sholat. Menurut dia sholatnya disuruh korban, karena sudah menjelang waktu dzuhur, sehingga pelaku sholat di ruangan waktu melakukan kejadian. Sedangkan korban sholat di kamarnya sendiri, bersebelahan, beda ruangan," jelasnya.
Usai sholat itulah tersangka memeragakan adegan memukul berkali-kali kepala korbannya, yang tengah tiduran di kamar depan. Tapi sesuai penuturan tersangka, tak tahu berapa kali jumlah pukulan palu yang dilayangkan ke korban.
"Memukul berkali-kali dengan menggunakan palu, memejamkan mata, sehingga dia tidak ingat jumlah pemukulannya berapa, jumlahnya berapa kita akan menunggu hasil visum et repertum dari rumah sakit," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang perempuan warga Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang ditemukan tewas secara misterius di kediamannya pada Selasa (17/7) lalu.
Ia ditemukan tewas dengan luka di kepala. Saat kejadian, rumah yang ditinggalinya bersama suaminya dalam keadaan sepi. Kala itu, ia berada seorang diri.
Sunik diduga menjadi korban perampokan beserta pembuhan. Hal tersebut diperkuat dengan hilangnya sejumlah barang berharga milik korban, seperti handphone, dompet, sepeda motor dan lain sebagainya. (eco/gol)