- tvOne - wawan sugiarto
Ratusan Hektar Ladang Jagung di Lumajang Rusak Diserang Hama Tikus, Petani Gigit Jari
Lumajang, tvOnenews.com - Serangan hama tikus di Kabupaten Lumajang, semakin meluas. Saat ini, sedikitnya sudah ada 400 hektare lahan pertanian padi dan jagung di sejumlah kecamatan yang terserang hama tikus.
Mirisnya, fenomena serangan hama tikus ini ternyata bukan baru terjadi pada musim tanam tahun ini saja. Namun, sejak musim tanam sebelumnya, hama tikus sudah menyerang walaupun tidak separah sekarang, seperti yang dialami Ali, salah satu petani jagung di Desa Jatigono yang mengaku sudah mengalami kerugian akibat dua kali musim tanam jagung.
Ali mengatakan bahwa sejak musim tanam sebelumnya, ia tidak pernah merasakan hasil panen dari jagung yang ia tanam. Sebab, pada saat waktu panen, jagung di lahannya sudah habis dimakan tikus.
"Untuk hama tikus sudah 2 kali tanam untuk musim jagung, ini habis terus gak panen sama sekali," kata Ali saat ditemui di lahan jagungnya, Rabu (31/7).
Untuk mengurangi dampak kerugian yang banyak, Ali pun terpaksa menjual daun jagung untuk dijadikan pakan kambing dan sapi.
"Pada akhirnya ya saya jual daunnya buat pakan ternak, kalau gak gitu malah gak kebagian apa-apa," tambahnya.
Roni, petani lainnya mengatakan, hama tikus tidak hanya menyerang tanaman padi dan jagung saja. Namun, tanaman seperti tomat, terong, hingga timun juga sudah mulai diserang.
Menurutnya, hama tikus ini baru keluar dan menyerang sawah warga pada malam hari. Sedangkan, siang hari relatif tidak pernah nampak tikus berkeliaran di sawah.
"Malam habis maghrib itu mulai keluar, kalau siang gak ada, paling kita nemu yang mati karena diracun itu pun cuma sedikit, banyakan yang datang," terang Roni.
Sementara, Kepala Desa Jatigono Rudi Prasetyo mengatakan, luasan sawah rusak di desanya mencapai 130 hektare. Rudi berharap, ada penanganan cepat dari pemerintah agar para petani tidak merugi. Ia juga berharap TNI dan Polri mau turun tangan menggerakkan petani membasmi hama tikus.
"Luasan di Jatigono 130 hektare, itu bukan jagung saja. Dari pemerintah sudah dilaporkan tapi ini perlu kekompakan termasuk petani, TNI, Polri harus kompak, karena kalau ini lokal saja semua desa tidak digerakkan sama saja," tegasnya. (wso/gol)