- happy oktavia
Forum Smart City Asean di Laos, Smart Kampung Banyuwangi Jadi Andalan
Dalam kesempatan itu, Budi juga sharing progres kerjasama antara Banyuwangi dengan Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism (MLIT) Jepang yang diaplikasikan dalam program Road Manager dan Bike Sharing.
“Kami dibantu MLIT Jepang untuk pengembangan kedua program ini. Lewat forum ini, Banyuwangi bisa menyerap berbagai inovasi dari program-program smart city kelas dunia. Banyak ide dan gagasan menarik, yang nantinya bisa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Banyuwangi,” kata Budi.
Sementara Plh. Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri Amran mengatakan, Banyuwangi dipilih menjadi salah satu wakil Indonesia bersama Kota Makassar, DKI Jakarta, dan Kabupaten Sumedang didasarkan pada beberapa faktor.
Selain berprestasi dalam pelayanan publik, dari hasil hasil evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), Pemkab Banyuwangi meraih 4,50 dengan predikat Memuaskan.
Menurut Amran, inti pembangunan perkotaan cerdas di Indonesia tidak hanya berorientasi pemutakhiran teknologi dan digitalisasi. Namun perlu memiliki fasilitas pelayanan yang terstandarisasi, penyediaan fasilitas, pengoperasian serta pemeliharaan layanan sesuai dengan standar pelayanan.
"Banyuwangi memenuhi standar itu. Bahkan prinsip-prinsip smart city mampu diaplikasikan Banyuwangi di desa-desa," tutup Amran. (hoa/far)