Beternak Burung Puyuh, Pemuda di Tuban Raup Keuntungan di Tengah Pandemi

Tuban, Jawa Timur -Saat ingin terjun ke dunia bisnis, kita sering bingung memilih usaha yang cocok, apalagi ditengah kondisi pandemi yang belum juga berakhir. Belum lagi jika modal pas-pasan dan tak punya lahan luas. Usaha rumahan beternak burung puyuh petelur, mungkin bisa menjadi salah satu solusinya.

Seperti yang dijalankan Nanda warga desa Temayang, Kecamatan Kerek kabupaten Tuban, Jawa Timur ini. Beternak burung puyuh tak membutuhkan lahan luas. Pria berusia 30 tahun ini hanya membutuhkan lahan 1 meter kali 5 meter untuk usaha yang digelutinya ini. Selain itu, modal yang dibutuhkan juga tidak banyak, hanya kisaran Rp 11 juta untuk pembelian 1.000 ekor burung puyuh siap bertelur, serta membuat kandang dan perlengkapannya.

Perawatan burung puyuh juga cukup mudah, hanya perlu diberi makan dan minum secukupnya, serta menjaga kebersihan kandangnya. Dalam sehari, 1.000 ekor burung puyuh ini mampu menghasilkan telur antara 9 sampai 10 kilogram. Penjualanyapun cukup mudah, selain dijual di pasar setempat dan tetangga yang membutuhkan, hampir setiap hari juga didatangi tengkulak. Jika dijual kepada tengkulak, harga cukup stabil kisaran Rp. 27.500 per kilogramnya.

 “Alhamdulillah omzetnya naik terus, sekarang sebulan bisa mencapai 7,8 juta rupiah, lumayanlah dari pada nganggur,” tutur pria beranak dua ini.

Diakuainya, bahwa usaha tersebut dilakukan berawal saat tak punya pekerjaan atau menganggur, lantaran pindah dari rumahnya di Kabupaten Blitar ke rumah istrinya di Kabupaten Tuban. (Hartono/rey)