Apindo Dorong Usaha Nasional Kondusif.
Sumber :
  • tim tvone - zainal ashari

Apindo Dorong Usaha Nasional Kondusif, Investasi harus Diatas 47,6 Persen

Jumat, 30 Agustus 2024 - 14:11 WIB

Surabaya, tvOnenews.com - Perkuat ekonomi nasional di tengah lesunya investasi, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan apabila ekonomi Indonesia ingin tumbuh 6 persen sampai 7 persen, maka rasio investasi terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) harus mencapai 40,8 persen sampai 47,6 persen.

“Jika Indonesia ingin tumbuh 6-7 persen, maka rasio investasi terhadap pertumbuhan PDB harus mencapai 40,8 persen sampai 47,6 persen,” kata Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani dalam Rakerkonas Apindo, di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (29/8).

Shinta menuturkan hal tersebut lantaran kondisi ekonomi makro Indonesia dan global saat ini menunjukkan bahwa Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia sebesar 6,8 yang meningkat dari periode 2016-2023.

ICOR merupakan perbandingan antara pertumbuhan ekonomi dengan investasi yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan tersebut.

Dari ICOR tersebut berarti setiap 1 persen pertumbuhan PDB, maka Indonesia membutuhkan 6,8 persen kenaikan investasi.

“Kondisi makro ekonomi menunjukkan ICOR sebesar 6,8 ini meningkat dari periode 2016-2023. Berarti ekonomi kita semakin tidak efisien,” ujar Shinta.

Oleh sebab itu, Shinta menegaskan Indonesia harus berlari kencang dalam menjemput investasi yang tinggi melalui beberapa upaya meningkatkan produktivitas yaitu seperti dengan membangun infrastruktur.

Selain itu, Indonesia juga perlu mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), memperbaiki tata kelola pemerintahan, sekaligus menarik penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Shinta pun optimistis target pertumbuhan ekonomi dengan rasio investasi ini akan tercapai seiring dengan adanya sinergi yang baik dan erat antara pemerintah serta dunia usaha.

Kepemimpinan Presiden Indonesia yang baru bisa menjadi ruang luas bagi pelaku usaha untuk terlibat sebagai mitra dalam mengawal pemikiran dan pemerintahan termasuk dalam hal regulasi.

“Kita harus menjadi mitra dalam melanjutkan dan menyempurnakan kebijakan ekonomi demi perbaikan iklim usaha dan bisnis,” tandasnya.

Sementara itu menjelang mengakhiri masa tugasnya, Menaker Ida Fauziyah yang hadir di tengah acara memberikan banyak 'oleh-oleh' untuk Apindo dalam bentuk MoU.

Saat sambutan sebelum membuka Rakerkonas Ke-33 Apindo di Surabaya hari ini (29/8), Ida mengucapkan banyak terimakasih atas peran luar biasa Apindo selama masa kerjanya.

Saat ini, kata Ida, telah terjalin kolaborasi antara pemerintah dengan Apindo. Kolaborasi akan membuka kesempatan-kesempatan baik dalam kelangsungan serta mendorong kemajuan usaha, serta pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

Salah satu kolaborasi, katanya, adalah pemagangan yang memberi banyak manfaat bagi dunia pendidikan dan dunia usaha khususnya bagi peserta didik dan calon pekerja.

Selain pengetahuan teoritis, katanya, pemagangan juga mendapat keterampilan praktis dan pengalaman yang dibutuhkan di dunia kerja. Pada kesempatan pembukaan, Ida juga menjelaskan kondisi terkini ketenagakerjaan di Indonesia.

“Alhmadulillah kondisi tenaga kerja kita membaik. Pernah sulit. Kini tidak sengeri saat Covid-19. Beberapa negara tidak sebaik kita. Saat ini 4,82 persen pengangguran terbuka. Terendah dalam 10 tahun terakhir. Ini kontribusi Apindo juga,” jelas Ida.

Tantangan saat ini, lanjut Ida, dari struktur ketenagankerjaan Indonesia. Angkatan kerja 149,38 juta. 7,20 juta pengangguran terbuka. Penduduk bekerja 142, 18 juta.

Penduduk usia kerja 214 juta. Pekerja penuh 93,27 juta. Pekerja penuh waktu 96,27 juta. Paruh waktu 36,80 juta. Setengah ngangur 12,11 juta.

“Tantangan berikut adalah digitalisasi. Waktu kerja makin cair. Sejumlah kerja hilang dan ada muncul pekerjaan baru. Tantangan lain adalah green ekonomi,” pungkasnya. (zaz/hen) 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:02
03:01
02:57
02:35
05:18
01:38
Viral