- happy oktavia
Siang Hari Panas Menyengat, Dingin di Malam Hari, Ini Penjelasan BMKG Banyuwangi
Banyuwangi, tvOnenews.com – Beberapa hari terakhir, warga Banyuwangi merasakan cuaca ekstrem. Di siang hari terasa panas menyengat, sedangkan malam hari terasa dingin.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi menjelaskan, kondisi ini dipengaruhi oleh musim kemarau yang masih berlangsung di seluruh wilayah Banyuwangi.
“Seluruh wilayah Banyuwangi masih berada di puncak musim kemarau. Makanya cuaca di siang hari cukup panas, sedangkan di malam hari terasa dingin,” ujar Prakirawan BMKG Banyuwangi, I Gede Agus Purbawa, Rabu (18/9).
Musim kemarau di Banyuwangi telah berlangsung sejak Juli. Puncaknya di bulan September. Peralihan dari musim kemarau ke penghujan akan dirilis BMKG dalam waktu dekat.
“Dalam waktu dekat BMKG pusat akan merilis perkiraan awal musim hujan 2024-2025. Termasuk di Banyuwangi,” beber Gede.
Gede menambahkan, suhu maksimum yang tercatat di Banyuwangi pada pertengahan September mencapai 32,4 derajat celcius. Namun, suhu ini masih lebih rendah dibandingkan beberapa daerah lain di Jawa Timur, seperti Gresik sempat mencapai 35 derajat celcius dan Surabaya yang mencapai 37 derajat celcius.
“Kemarin ada daerah yang mencapai suhu panas mencapai 37,2 derajat celcius, yakni di Lamongan,” kata Gede.
BMKG memprediksi puncak panas di Banyuwangi akan terjadi pada bulan Oktober, berdasarkan data pengamatan selama 30 tahun.
“Memasuki September ini matahari mendekat di khatulistiwa, nanti puncaknya di Oktober. Suhu panas akan lebih terasa di puncaknya yakni bulan Oktober,” katanya.
Masyarakat pun diimbau untuk tetap menjaga kesehatan dengan banyak minum air putih, menghindari paparan langsung sinar matahari di siang hari, dan memakai jaket di malam hari untuk menyesuaikan diri dengan suhu yang lebih dingin.
Warga juga diingatkan agar tidak membakar sampah dan ilalang yang sudah mengering secara sembarangan, mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Kami juga mengimbau warga agar bisa menghemat air bersih. Sebab beberapa wilayah masih berpotensi kekeringan, dengan hari tanpa hujan yang cukup panjang,” tutup Gede. (hoa/far)