- happy oktavia
Tak Pengaruh Iklim, Bulog Panen Padi Program Mitra Tani di Banyuwangi
Banyuwangi, tvOnenews.com – Program ketahanan pangan yang digagas oleh Bulog ternyata berhasil. Bahkan, perubahan iklim global juga tidak terlalu mempengaruhi tanaman padi. Terbukti, Perum Bulog menggelar panen padi di Kelurahan Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, Rabu (16/10). Padi yang dipanen merupakan hasil program Mitra Tani.
Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novianti menjelaskan, Mitra Tani merupakan program yang dirancang untuk menunjang ketahanan pangan dari hulu. Hulu yang dimaksud adalah para petani yang menggarap sawah.
Melalui program tersebut, Febby mengklaim, Bulog mendukung secara langsung keberlangsungan para petani mitra, termasuk mitra yang ada di Kabupaten Banyuwangi.
Ia menyebut, melalui Mitra Tani, petani mendapat peningkatan akses terhadap sumber daya pertanian yang krusial. Terutama akses mendapatkan pupuk dan benih. Bahkan, Program Mitra Tani ini juga menawarkan pembiayaan produksi untuk memastikan petani dapat menjalankan praktik pertanian berkelanjutan.
"Program Mitra Tani mengedepankan kolaborasi dengan petani, kami memperkuat rantai pasokan, meningkatkan produktivitas pertanian, dan memberikan pelatihan kepada petani mengenai metode pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan," ujar Febby.
Saat ini, jumlah beras yang telah diserap oleh Bulog hingga bulan Oktober 2024 dari para petani mitra program sebanyak 70 ton.
"Hingga Oktober, separuh lahan proyek telah dipanen, sedangkan sisanya akan dipanen pada November," bebernya.
Bulog meyakini pertumbuhan dalam ekosistem Mitra Tani di Banyuwangi cukup besar, dengan potensi mencapai 100 ribu hektare. Sementara secara nasional, Bulog menargetkan program tersebut akan menjangkau 700 ribu hektare lahan persawahan di Indonesia.
"Kami yakin bahwa kolaborasi ini akan secara signifikan meningkatkan produktivitas petani di Banyuwangi dan berkontribusi dalam memperkuat ketahanan pangan nasional," imbuhnya.
Pihaknya menyebut, program Mitra Tani berhasil meningkatkan produktivitas petani hingga 31,11 persen. Rata-rata lahan pertanian yang mereka kelola bisa menghasilkan 5,8 ton beras per hektare. Selain itu, para petani juga telah menerima pembiayaan lebih dari Rp400 juta.
Mengutip data Badan Pangan Nasional, tambah Febby, permintaan beras di Indonesia telah mencapai 31,2 juta ton. Akan tetapi, produksi beras tahun ini justru turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Program Mitra Tani dikembangkan untuk mengatasi tantangan mendesak di sektor pertanian Indonesia, khususnya penurunan produksi pangan akibat faktor-faktor seperti krisis iklim dan menurunnya jumlah petani," katanya.
Direktur Human Capital, Sudarsono Hardjosoekarto menyampaikan, meski menghadapi perubahan iklim secara global, Bulog tetap akan menjalankan tugas mulia untuk dua sisi. Selain menjamin tersedianya beras dan pangan pokok yang lain di semua tempat, baik melalui bantuan pangan maupun mekanisme pasar atau operasi pasar yang disebut SPHP, warga yang mengonsumsi khususnya beras dan bahan pokok lain tidak mengalami kesulitan dan merasa aman akan ketersediaan cadangan pangan di berbagai gudang Bulog di seluruh Indonesia.
“Kita sedang merencanakan juga untuk memperkuat cadangan pangan kita salah satunya dengan cara bersahabat dengan petani di daerah-daerah yang kita sebut lahan marginal yang masih luas di berbagai tempat seperti di Sulawesi, Kalimantan dan di berbagai provinsi yang lain,” beber Sudarsono.
Bulog juga mendorong produksi dalam negeri, termasuk program mendorong pemuda-pemuda tani, anak-anak muda tani di desa supaya mencintai bertanam.
“Supaya produksinya bagus perlu dukungan finansial, menyediakan bantuan agronomi yang komprehensif, termasuk panduan tentang pengelolaan tanaman dan teknik pemanenan yang optimal,” tutup Sudarsono. (hoa/far)