- tvOne - sandi irwanto
Sarkasme Menuai Sanksi, Tiga Pengurus BEM FISIP Unair Dibekukan Akibat Karangan Bunga
Surabaya, tvOnenews.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (BEM Fisip) Universitas Airlangga, Surabaya dibekukan oleh Dekan Fisip Unair. Pembekuan ini buntut dari karangan bunga BEM Fisip yang mengkritik Presiden Prabowo – Gibran dengan kalimat sarkastik dan dinilai tak beretika. Hal ini yang memicu Dekan mengambil tindakan tegas pembekuan tersebut.
Terkait karangan bunga ucapan selamat kepada Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Rakabuming Raka yang bertuliskan satire dan sarkastik, Dekan Fisip Universitas Airlangga, Bagong Suyanto, menemui sejumlah anggota badan eksekutif mahasiswa Fisip Unair. Pertemuan ini membahas karangan bunga yang dinilai satire dan sarkas, atas ucapan pelantikan presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka.
Akibat karangan bunga tersebut, Dekan Fisip memberikan teguran keras dan membekukan sementara BEM Unair. Sebelum memberikan teguran dan pembekuan mereka melakukan diskusi dengan para mahasiswa. Dekan akan memanggil oknum pembuat karangan bunga untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Tulisan karangan bunga itu sudah bukan lagi satire, tapi sudah sarkastik dan tidak beretika. Karena itu, kami mengadakan pertemuan pihak BEM untuk memberikan klarifikasi dan penjelasan terkait karangan bunga itu,” ujar Prof Bagong Suyanto, Dekan FISIP Unair.
Sementara itu, mahasiswa mengaku bahwa pembuatan karangan bunga tersebut merupakan puncak luapan dan akumulasi bentuk kekecewaan pada pemerintahan. Pada kajiannya selama ini diikuti oleh para mahasiswa. Dalam hasil kajian ini dituangkan dalam ekspresi berbentuk karangan bunga.
“Itu bentuk dari ekspresi kami dan akumulasi dari kekecewaan kami terhadap Prabowo. Tapi sebelumnya kami telah membuat kajian-kajian, hasilnya ya salah satunya membuat karang bunga ucapan selamat itu,” ungkap Dani Acmad Wira Harmana, Dirjen Kajian Strategis BEM Fisip.
Senin siang tadi (28/10) pihak Dekanan dan BEM Fisip Unair melakukan pertemuan tertutup untuk membahas hal tersebut. Ada tiga pengurus BEM FISIP yang dipanggil, mereka adalah Ketua BEM Fisip, Wakil BEM dan Menteri Politik dan Kajian Strategis.
Usai melakukan pertemuan di kantor Dekanat Fisip Unair, Prof Bagong Suyanto dan Ketua BEM Unair Aulia Thaariq memberikan keterangan kepada awak media. Bagong menjelaskan pihaknya telah meminta klarifikasi kepada ketiga pengurus BEM Fisip terkait karangan Bunga yang dinilai sarkastik dan tak beretika itu.
“Jadi hasilnya itu kami tidak membekukan BEM Fisip Unair sercara kelembagaan. Melainkan kami membekukan tiga pengurus BEM ini yaitu Ketua, Wakil Ketua BEM dan Menteri Kajian Strategis yang kami nilai harus bertanggung jawab dalam hal ini,” papar Bagong.
“Selanjutnya BEM Fisip silakan ada kegiatan, tidak kami permasalahkan, tetap berjalan seperti biasanya. Hanya saja untuk ketiga pengurus BEM tadi untuk sementara waktu tiarap dulu, tidak memberikan statemen apa pun terkait BEM Fisip,” imbunya.
Sementara itu, Ketua BEM Fisip Unair Aulia Thaariq mengakui pihaknya mematuhi apa yang telah diputuskan oleh Dekanat. Meski begitu, pihaknya tidak akan berhenti bersikap kritis dan mengkritisi kebijakan Pemerintahan Prabowo – Gibran.
“Kedapannya kami tetap kritis, tetap memngkritisi kebijakan kebijakan Pemerintah Prabowo – Gibran. Meski begitu, kami harus lebih dewasa lagi untuk memberikan sikap dan pendapat, dan menghormati kebijakan kampus,” ujar Aulia. (msi/gol)