- tim tvone - habib
Dipicu Rasa Kesal dan Dendam, Motif Santri di Gresik Aniaya Seniornya hingga Meninggal
Gresik, tvOnenews.com - Pasca kejadian, Satreskrim Polres Gresik, akhirnya mengamankan terduga pelaku HMD, atas kasus penganiayaan berujung kematian yang terjadi di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) di wilayah Kedamean, Gresik.
Adapun motif terjadinya aksi kekerasan itu, karena dipicu terduga pelaku yang masih berusia 15 tahun, menaruh rasa dendam dan kesal terhadap seniornya yang kerapkali menghukumnya jika ada kesalahan.
AKP Aldhino Prima Wirdhan, Kasatreskrim Polres Gresik menyatakan, awalnya tidak ada niatan pelaku untuk melakukan pembunuhan. Namun karena adanya akumulasi dendam lantaran jika santri junior melakukan kesalahan, santri senior akan menindaknya.
"Sebetulnya tidak ada niat membunuh. Jadi akumulasi dendam (terduga pelaku) memuncak karena sering dipukuli oleh korban,” ujarnya saat menirukan pengakuan terduga pelaku, Selasa (5/11).
Masih menurut AKP Aldhino, dari hasil pemeriksaan, pelaku HMD sebenarnya tidak berani, karena cuma santri junior. Namun dia mengaku sering dihukum oleh korban.
"Korban juga sering memotong rambut pelaku ketika melanggar peraturan di pondok. Sehingga, terduga pelaku menyimpan dendam,” lanjutnya.
Untuk diketahui, dari kasus tersebut tim penyidik telah memeriksa 12 saksi. Dari pemeriksaan tersebut, terduga pelaku HMD telah ditetapkan sebagai anak berhadapan dengan hukum (ABH). Saat ini proses assessment terhadap kondisi psikologis masih dilakukan
"Kami sudah memeriksa 12 saksi, disertai alat bukti pendukung lainnya yang menjelaskan perbuatan pelaku,” tambahnya.
Kendati masih di bawah umur, HMD dikenai Pasal 351 Ayat (2) tentang penganiyaan berat yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Namun proses hukumnya sesuai dengan UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. (mhb/hen)