- tim tvone - kasianto
Viral, Kepala Desa di Nganjuk Terekam Mabuk dan Nyatakan Dukungan pada Paslon Bupati
Nganjuk, tvOnenews.com - Sebuah video yang menampilkan seorang kepala desa di Kabupaten Nganjuk dalam kondisi mabuk, viral di media sosial dan platform group Whatsapp. Dalam video berdurasi sekitar satu menit tersebut, kepala desa terlihat berbicara dengan suara bergetar dan sikap yang tidak terkontrol.
Ia menyatakan dukungan terbuka kepada salah satu pasangan calon (paslon) bupati nomor urut 03 yang tengah berkontestasi dalam Pilkada Nganjuk.
Aksi kepala desa ini memicu kontroversi di kalangan masyarakat Nganjuk, serta menuai reaksi beragam dari warganet. Beberapa pihak mengecam tindakannya yang dianggap tidak pantas sebagai seorang pemimpin desa dan dinilai melanggar etika serta aturan netralitas aparat desa dalam pemilu.
Sementara yang lain menganggap bahwa kejadian ini mencerminkan perlunya pengawasan lebih ketat terhadap kepala desa agar tidak terlibat dalam politik praktis.
Melihat kejadian tersebut pihak Bawaslu Nganjuk, telah melakukan pemanggilan yang bersangkutan.
Keempat kepala desa yang dipanggil dan diperiksa pihak Bawaslu adalah Kepala Desa Ngrawan, Salamrojo, Sendang Bumen, dan Kepala Desa Balongrejo.
Ketua Bawaslu Nganjuk Yudha Harnanto membenarkan, jika kepala desa tersebut telah di anggil.
"Bawaslu Kabupaten Nganjuk telah memanggil Kepala Desa Salamrojo dan Kepala Balongrejo untuk dimintai keterangan," kata Yudha.
"Giliran Kepala Desa Sendang Bumen dan Kepala Desa Ngrawan telah diperiksa terkait video viral tersebut," jelas Yudha.
Lebih lanjut Yudha Harnanto mengungkapkan, hasil pemeriksaan terhadap keempat Kades tersebut masih akan dianalisis lebih lanjut, dan kita akan lakukan kajian hukum terkait dugaan pelanggaran netralitas dalam Pilkada.
Salah satu kepala desa yang telah terperiksa, Budi Santoso, Kepala Desa Sendang Bumen menjelaskan, pihaknya telah memenuhi panggilan untuk diperiksa, saya memberikan penjelasan mengenai video yang melibatkan dirinya.
Budi Santoso mengaku hadir dalam acara yang digelar di Desa Salamrojo. Ia menegaskan bahwa pertemuan tersebut hanya sebatas makan durian dan bersantai.
"Saya datang ke Salamrojo hanya untuk bersantai dan makan durian. Tidak ada yang namanya mabuk-mabukan. Video yang beredar itu sepertinya hanya candaan belaka,” jelas Budi.
Sementara itu, Asiono, Kepala Desa Ngrawan, mengakui dirinya terlibat dalam video viral tersebut.
Ia menjelaskan bahwa pada saat itu, ia sedang berada di kantor saat menerima telepon dari teman-temannya yang mengundangnya untuk bergabung dalam acara di Desa Salamrojo.
“Ketika saya datang, acara sudah dimulai dan ada kegiatan seperti itu. Saya hanya ikut bercanda, dan saat itu antara sadar tidak sadar sedang direkam. Itu semua hanya guyonan dan saya minta maaf jika ada pihak yang merasa dirugikan,” ungkap Asiono.
Asiono menegaskan bahwa dirinya tetap berkomitmen menjaga netralitas dalam Pilkada Nganjuk dan berharap insiden tersebut tidak terulang.
“Saya minta maaf jika video itu menimbulkan masalah. Saya hanya ingin meramaikan suasana tongkrongan, dan saya berharap kejadian ini tidak mempengaruhi jalannya Pilkada yang damai,” tambahnya.
Dengan adanya klarifikasi dari keempat Kades tersebut, Bawaslu Kabupaten Nganjuk akan terus memantau perkembangan dan membuat kajian hukum mengenai potensi pelanggaran yang terjadi.
Bawaslu berharap, seluruh pihak dapat menjaga netralitas demi kelancaran Pilkada yang damai dan tertib. (kso/hen)