- tim tvOne
Dialog Terbuka Soroti Fenomena Kotak Kosong, PDIP Tak Khawatir Targetkan Erji Menang 80 Persen Suara
Surabaya, tvOnenews.com – Fenomena kotak kosong di Pilkada Serentak 2024 ini banyak mendapat sorotan publik, karena dinilai ‘cacat’ demokrasi dan bentuk kegagalan partai politik memunculkan sosok baru dalam pemilihan kepala daerah. Hal inilah yang mendorong Relawan Demokrasi menggelar dialog terbuka di Universitas Dr Soetomo Surabaya, dengan menghadirkan sejumlah tokoh penting sebagai narasumber.
Dalog terbuka bertajuk “Demokrasi Tanpa Seleksi: Pemilihan Tanpa Pilihan” yang membahas fenomena kotak kosong dalam Pilkada Serentak, yang dianggap sebagai tantangan serius bagi demokrasi di Indonesia, khususnya di Jawa Timur. Diskusi ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa, aktiifis LSM dan masyarakat umum.
Koordinator Relawan Demokrasi Surabaya, Yanto Ireng, dalam sambutannya menyebutkan, bahwa fenomena kotak kosong di pilkada serentak ini merupakan salah satu hal buruknya pelaksanaan demokrasi.
“Fenomena kotak kosong ini merupakan demokrasi paling buruk yang terjadi di Indonesia, khususnya Jawa Timur,” ungkapnya.
Novi Bernado Thyssen, Ketua Bawaslu Kota Surabaya, yang hadir sebagai salah seorang pembicara menegaskan, bahwa isu dukungan terhadap kotak kosong dalam pilkada serentak kini merebak di masyarakat.
“Tidak diperbolehkannya kampanye untuk kotak kosong sudah menjadi aturan, tetapi fenomena ini tetap terjadi. Banyak pihak yang mengampanyekan coblos kotak kosong dalam pilkada kali ini,” ujarnya.
Sementara itu, R. Hariydi Nugroho, seorang pegiat kotak kosong, menegaskan bahwa keterlibatannya dalam gerakan ini murni panggilan nurani.
“Kami tidak ingin demokrasi menjadi sulapan. Demokrasi harus berjalan sesuai prinsipnya,” tukasnya.
Sedangkan Anas Karno, Ketua Bapilu DPC PDIP Surabaya, pihaknya tidak khawatir dengan fenomena gerakan kotak kosong yang semakin masif di Kota Surabaya. Hal ini karena paslon petahana Eri Cahyadi–Armudji cukup berhasil dalam menjalankan program-programnya, sehingga hasilnya bisa disyaratkan masyarakat Kota Pahlawan.
“Kami sama sekali tidak khawatir dengan gerakan yang mengampanyekan coblos kotak kosong. Ini karena pasangan petahana Erji ini sudah sukses dengan program-programnya semasa menjadi wali kota dan wakil wali kota. Hasilnya juga banyak dirakasan masyarakat, seperti soal kesehatan da pendidikan semua itu dirasakan kita semua,” papar Anas Karno, politisi PDIP ini.
Karena itu, pihaknya cukup optimis menargetkan 80 persen suara untuk Erji dalam Pilkada Surabaya.
“Dengan capaian yang dilakukan paslon petahana, kami optimis target 80 persen suara itu cukup realistis,” pungkasnya.
Dengan digelarnya Dialog Terbuka “Demokrasi Tanpa Seleksi: Pemilihan Tanpa Pilihan” ini menegaskan perlunya penguatan sistem demokrasi, regenerasi partai politik, dan dukungan kepada calon independen. Dengan begitu, fenomena kotak kosong dapat dihindari, dan demokrasi Indonesia tetap berjalan sesuai amanat UUD 1945. (far)