- PVMBG
Kembali Erupsi, Gunung Semeru Semburkan Kolom Abu 800 Meter, PVMBG: Waspada Potensi Guguran Lava hingga Banjir Lahar
Lumajang, tvOnenews.com - Gunung Semeru (3.676 Mdpl) di Kabupaten Lumajang, kembali terpantau mengalami erupsi, pada Kamis (21/11/2024).
Berdasarkan laporan Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru Sigit Rian Alfian, erupsi terjadi pada pukul 05.21 WIB dengan kolom abu teramati secara visual membumbung setinggi 800 meter di atas puncak Kawah Jonggring Saloko.
"Terjadi erupsi G. Semeru pada hari Kamis, 21 November 2024, pukul 05:21 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 800 m di atas puncak (± 4476 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 119 detik," tulis Sigit dalam laporannya, Kamis (21/11).
Sementara itu, selama periode pengamatan 20 November 2024, pukul 00.00-24.00 WIB, dilaporkan secara visual teramati 27 kali letusan, dengan warna asap putih kelabu setinggi 300-900 meter di atas puncak kawah.
Sedangkan secara kegempaan, tercatat telah terjadi 89 kali letusan, tiga kali guguran, 10 kali hembusan, dua kali tremor harmonik, satu kali vulkanik dalam, empat kali tektonik jauh serta satu kali getaran banjir/lahar amplitudo 17 mm dengan durasi selama 3.828 detik.
Dalam laporannya, Sigit menyebutkan jika saat ini tingkat aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada.
"Status Gunung Semeru waspada atau level 2," ungkapnya.
Meski begitu, pihak PVMBG tetap mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," pungkasnya. (wso/far)