- wawan sugiarto
Tetap Waspada, Gunung Semeru Kembali Erupsi Pagi Ini Semburkan Kolom Abu 400 Meter
Lumajang, tvOnenews.com - Gunung Semeru (3.676 Mdpl) di Lumajang kembali terpantau mengalami erupsi pada Jumat (22/11/2024) pagi.
Berdasarkan laporan petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, Ghufron Alwi, erupsi terjadi pada pukul 05.28 WIB.
"Terjadi erupsi G. Semeru pada hari Jumat, 22 November 2024, pukul 05:28 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 400 m di atas puncak (± 4076 m di atas permukaan laut), " tulis Ghufron dalam laporannya pagi ini, Jumat (22/11).
Ghufron menyebutkan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya.
"Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 130 detik," terangnya.
Sementara itu, selama periode pengamatan dalam 24 jam terakhir, pada tanggal 21 November 2024, pukul 00.00-24.00 WIB, dilaporkan secara visual teramati asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.
"Teramati 24 kali asap letusan dengan tinggi 300-800 meter, warna asap putih kelabu condong ke arah barat daya. Gunung dominan tertutup kabut," ungkapnya.
Sedangkan secara kegempaan, tercatat telah terjadi 101 kali letusan, lima kali guguran, 21 kali hembusan, satu kali tremor harmonik serta tiga kali tektonik jauh.
"Tingkat aktivitas Gunung Semeru masih waspada atau level 2," pungkasnya.
Dengan tingkat aktivitas Gunung Semeru yang berada pada level 2 atau waspada ini, masyarakat diimbau agar selalu mematuhi semua rekomendasi yang telah dikeluarkan, diantaranya warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Di samping itu, warga tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar), serta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (wso/far)