- tim tvone - khumaidi
2 Desember Diperingati sebagai Hari Penghapusan Perbudakan Internasional
Sidoarjo, tvOnenews.com - 2 Desember diperingati sebagai Hari Penghapusan Perbudakan Internasioanal. Peringatan yang belum disadari masyarakat sepenuhnya ini sesungguhnya memberi dampak penting bagi perkembangan masyarakat Sidoarjo dan sekitarnya.
Akademisi Baswara Yua Kristama, S.Sos., M.Sosio mengatakan bahwa peringatan Hari Penghapusan Perbudakan seharusnya menjadi peringatan, pemahaman serta refleksi diri secara kemanusiaan bagi masyarakat.
"Perbudakan modern sering kali berakar pada tingginya kemiskinan, ketimpangan sosial, dan kurangnya akses pendidikan. Banyak korban berasal dari komunitas rentan yang kekurangan pilihan kerja yang layak," ucapnya Senin (2/12).
Ia melanjutkan, dalam kajian komunikasi memandang peringatan ini sebagai sarana untuk meningkatkan partisipasi publik terutama di Sidoarjo dan daerah lainnya secara umum, agar masyarakat lebih peka terhadap perubahan perilaku sekitar.
"Lebih dari itu adalah untuk meningkatkan rasa empati dan simpati kepada sesama agar tidak terjebak pada pola human trafficking modern misalnya pinjaman hutang, sistem rekrutmen yang tidak jelas dan hal-hal norma budaya lokal yang melanggar unsur HAM," jelas Baswara warga Taman yang juga sebagai Dosen Ilmu Komunikasi STIKOSA AWS ini.
Untuk saat ini menurutnya, di Sidoarjo sendiri membutuhkan kerjasama pentahelix kolaborasi pendekatan kolaboratif yang melibatkan lima aktor utama.
"Lima aktor yakni pemerintah, akademisi, bisnis (korporasi), komunitas, dan media," ujarnya.
Selain itu adalah dengan melaksanakan konsep pemberdayaan sosial yang dibutuhkan masyarakat dengan melibatkan para remaja, ibu atau kelompok rentan Sidoarjo dengan memberikan ruang pendampingan atau konsultasi mental health dari akademisi.
"Melibatkan mereka pada ekonomi mikro dengan pendampingan korporasi di Sidoarjo terutama produk-produk buatan mereka agar di percaya oleh pasar sekitar Sidoarjo," ungkap Baswara.
Lebih lanjut dukungan Pemda terhadap regulasi dan peningkatan pemberdayaan juga dibutuhkan di samping sisi media sebagai pendorong publikasi aktivitas para kelompok rentan agar lebih publis di masyarakat.
"Pola komunikasi efektif pada masyaralat ini akan mencegah perbudakan modern karena mereka akan berani berbicara, mengungkapkan, unjuk diri serta berani membuka potensi diri. Hal inilah yang akan menekan perbudakan modern saat ini. Maka dari itu pentingnya kita sebagai masyarakat untuk memahami dan merefleksi diri di Hari Penghapusan Perbudakan Internasioanal 2 Desember ini," pungkasnya. (khu/hen)