- Miftakhul Erfan
Nasib Pilu Anak Lumpuh yang Diikat di Tiang Rumah, Berlumur Kotoran dan Bau Pesing
Ngawi, Jawa Timur - Nasib memilukan dialami Eko Saputra, bocah berusia 10 tahun yang mengalami kelumpuhan sejak lahir. Anak ini terpaksa diikat di dalam rumah oleh ibunya Ernawati (32) di rumah orang tuanya di Desa Kandangan, Kecamatan Kota, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Setiap harinya, Eko hanya ditinggal seorang diri di atas tikar lusuh di lantai beralaskan tanah yang sudah bercampur dengan bau dan kotorannya karena kakek dan neneknya setiap paginya bekerja di sawah.
Sementara Ernawati ibunya kini telah tinggal dengan suami barunya di Desa Watualang Kecamatan-Kabupaten Ngawi. Ernawati setiap paginya menjenguk Eko di rumah orang tuanya untuk memberi sarapan kemudian ditinggal lagi untuk bekerja.
Ernawati mengaku terpaksa mengikat anaknya agar tidak keluar rumah saat ditinggal bekerja, karena selain tidak ada yang mengurus, dikhawatirkan juga akan membahayakan keselamatan ya.
“Ya biar nggak keluar rumah, soalnya kalo nggak diikat gini keluar ke mana mana anaknya, caranya ya guling-guling gitu, soalnya kan dianya gak bisa jalan sejak lahir," Kata Ernawati saat menjenguk anaknya, Senin (14/2/2022)
Ernawati menjelaskan, kalo kelumpuhan yang dialami anaknya ini sejak baru lahir, berawal dari panas tinggi sampai kejang-kejang.
"Karena nggak ada biaya, ya terpaksa Eko hanya diberi obat warung," ungkapnya.
Sementara, Ernawati berharap adanya bantuan dari pemerintah agar Eko Saputra bisa sembuh dan bisa bermain seperti layaknya anak-anak seusianya.
Namun berbeda dengan keterangan para tetangga, Katini (56) sebenarnya tetangga dan warga sekitar kasihan dengan kondisi Eko. Bahkan Katini menceritakan, awalnya Eko terlihat normal, tetapi karena keadaan dan orang tuanya tertutup, warga tak bisa berbuat banyak.
“Sebenarnya anak itu dulunya normal ya mas, tapi ya karena perawatan orang tuanya ya seperti itu akibatnya ya gitu gak bisa jalan. Memang kondisi mereka kurang mampu," terang Kartini.
Kartini mengaku kasihan pada Eko dan pernah memberikan saran. Tetapi respons ibunya membuat Kartini tak nyaman.
"Sebenarnya saya itu kasihan, tapi mau gimana ya kalau tetangga mau kasih saran, ibunya itu malah bilang gini, biar wong ya anak-anak saya sendiri, gitu. Jadi anak itu sering ditinggal sendirian di rumah, karena kakek neneknya bekerja terus, ibunya juga sama," tamnbahnya.
Kartini berharap ada bantuan kursi roda untuk Eko agar derita anak ini sedikit berkurang.
Eko sendiri sudah terdaftar sebagai peserta BPJS kesehatan, dan juga penerima bantuan sosial. Namun orang tuanya masih terkendala biaya perawatan untuk pengobatan. (Miftakhul erfan/act)