- kasianto
Libur Panjang, Warga Nganjuk Disuguhi Bau Sampah yang Tak Pernah Diangkut
Nganjuk, tvOnenews.com - Libur panjang Natal dan Tahun Baru yang seharusnya menjadi momen bahagia bagi warga Nganjuk justru terganggu oleh bau tidak sedap yang berasal dari tumpukan sampah. Sampah-sampah tersebut diduga tidak diangkut selama beberapa hari, sehingga menimbulkan keluhan dari masyarakat.
Di pasar hewan Kelurahan Kedondong, Kecamatan Bagor, tumpukan sampah terlihat menggunung. Kondisi ini diperparah dengan hujan yang turun dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan bau busuk semakin menyengat dan mencemari lingkungan.
Salah satu warga, Subagyo Widiyanto, yang tinggal di sekitar tempat pembuangan sementara (TPS) Kedondong mengeluhkan kondisi tersebut.
“Seharusnya libur panjang ini jadi momen kumpul keluarga, tapi kita malah terganggu bau sampah. Anak-anak juga jadi malas keluar rumah karena baunya parah,” ujarnya.
Keluhan juga datang dari warga lain. Mereka menyatakan bahwa tumpukan sampah yang tidak diangkut ke TPS, sehingga berdampak lingkungan.
Lebih lanjut Subagyo menyebut bahwa sampah tersebut enggan diangkut oleh petugas, disebabkan oleh banyaknya sampah kotoran hewan dari pasar hewan, yang tercampur dengan sampah organik dan nonorganik.
"Jadi, petugas hanya mengangkut sampah organik dan non organik, namun ketika sampah tersebut tercampur dengan kotoran hewan, kemungkinan itu penyebabnya sampah tersebut tidak diangkut oleh petugas ke TPS," kata Subagyo, Selasa (24/12).
Meskipun keberadaan tumpukan sampah di pasar hewan tersebut dilaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Nganjuk. Namun, respons tersebut dinilai lambat oleh warga. Mereka berharap pemerintah daerah lebih sigap mengatasi permasalahan ini.
"Apalagi tumpukan sampah tidak hanya mengganggu kenyamanan tetapi juga berpotensi menimbulkan penyakit," jelas Subagyo.
Dengan situasi seperti ini, warga mendesak agar pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret untuk menangani permasalahan sampah secara berkelanjutan.
"Libur panjang yang seharusnya menjadi momen bahagia justru berubah menjadi keluhan akibat buruknya pengelolaan sampah," pungkas Subagyo. (kso/far)