- tim tvone - sandi irwanto
Antisipasi Penyebaran Virus HMPV, BBKK Surabaya Lakukan Screening Ketat di Bandara dan Pelabuhan
Surabaya, tvOnenews.com - Guna mengantisipasi potensi penyebaran virus Human Metapneumovirus atau HMPV dari China, Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Kota Surabaya bersiaga.
Meski sampai saat ini belum ada laporan kasus di Surabaya maupun Jawa Timur, namun BBKK telah menyiapkan berbagai langkah untuk memantau kesehatan para penumpang yang tiba di Bandara Internasional Juanda maupun Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Hal ini disampaikan Kepala BBKK Surabaya, Rosidi Roslan dihadapan awak media. Menurutnya, pihaknya telah memasang thermal scanner di area kedatangan penumpang baik di Bandar Udara Internasional Juanda maupun di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya untuk mendeteksi suhu tubuh.
Tak hanya itu, BBKK juga berkoordinasi dengan daerah terkait untuk memantau perkembangan kasus HMPV. BBKK juga telah menempatkan petugas di pintu masuk untuk melakukan screening awal bagi penumpang dari luar negeri.
Penumpang dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celcius akan diperiksa lebih lanjut, termasuk pemeriksaan visual untuk melihat gejala batuk atau demam. Jika kasusnya berat, penumpang akan dirujuk ke rumah sakit.
"Kami juga akan mengambil sampel dan melaporkan ke kabupaten/kota jika terdeteksi tempat penderita disana," ungkap Rosidi Roslan.
Selain itu, BBKK juga telah melakukan sosialisasi kepada pihak bandara, pelabuhan, dan dinas kesehatan di wilayah terkait mengenai langkah-langkah pencegahan penyebaran HMPV.
"BBKK mengingatkan agar mereka memperketat protokol kesehatan, seperti penggunaan masker dan mengurangi kerumunan," tambahnya.
Lelaki humoris ini juga menekankan pentingnya kewaspadaan bagi kelompok rentan, yaitu anak di bawah lima tahun, orang dewasa di atas 65 tahun, dan orang dengan sistem imun lemah.
"Kelompok rentan harus menjaga jarak dengan penderita, tetap di rumah, dan menghindari bepergian. Mereka juga harus menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga pola hidup bersih," jelasnya.
Meskipun WHO belum menyatakan HMPV sebagai ancaman serius, Rosidi tetap mengingatkan masyarakat untuk waspada.
"Virus ini memang sudah ada sejak lama, seperti flu biasa. Tubuh kita bisa meresponsnya. Namun, kita tetap harus waspada dan menerapkan protokol kesehatan," ucapnya.
Meskipun kasus HMPV meningkat di China dan Singapura, peningkatannya tidak tajam seperti Covid-19. Pihaknya memberikan perhatian ekstra kepada penumpang yang berasal dari China maupun Singapura yang tiba di terminal kedatangan bandara maupun pelabuhan.
Menurut Rosidi, virus ini sudah ada sejak 2021. Jika terjadi wabah, pihaknya sudah memiliki tindakan pencegahan dan tubuh kita juga sudah tahu bagaimana meresponsnya.
"Kami juga memberikan perhatian dan pengawasan bagi penumpang asal China dan Singapura yang tiba di Juanda maupun melalui pelabuhan, tapi atensinya ya tidak bikin ribut. Dengan melihat suhu tubuhnya dan gejala yang lain," tegas penghoby membaca buku ini.
Roslan Rosidi mengungkapkan, sampai sejauh ini masih belum ditemukan kasus HMPV di Surabaya. Virus tersebut mirip dengan flu biasa, bukan virus baru seperti Covid-19.
“Meski begitu, kita tetap perlu mewaspadai terutama bagi kelompok rentan, yaitu anak di bawah lima tahun,orang dewasa di atas 65 tahun, dan orang dengan sistem imun lemah,” tandasnya. (msi/hen)