Tiga Siswa Dikeluarkan saat Hendak Ujian Kelulusan, Kepala MAN 2 Tuban Nyatakan Tak Pernah Keluarkan Siswa dari Sekolah.
Sumber :
  • hartono ranggalawe

Tiga Siswa Dikeluarkan saat Hendak Ujian Kelulusan, Kepala MAN 2 Tuban Nyatakan Tak Pernah Keluarkan Siswa

Kamis, 16 Januari 2025 - 12:11 WIB

Tuban, tvOnenews.com - Perundungan terhadap siswa sekolah kembali terjadi di Kabupaten Tuban. Ironisnya perundungan ini terjadi di lingkungan pendidikan berbasis agama, Madrasah Aliyah (MA) Negeri 2 Tuban. Gegara perundungan tersebut dua siswi dan seorang siswa hanya pasrah menerima kenyataan pahit dikeluarkan dari sekolahnya. Mereka adalah Rizal, Risma dan Bunga, (ketiganya bukan nama sebenarnya).

Saat ditemui wartawan tvOnenews.com, Rizal, siswa kelas XII IPS-2 MAN 2 Tuban asal Kecamatan Soko ini sedang duduk-duduk bersama temannya di sebuah gazebo milik tetangganya. Ia menceritakan awal mula dikeluarkan dari sekolah.

Dengan nada suara agak berat, pelan-pelan Rizal mulai menceritakan kisah hidup yang dialaminya. Sejak duduk di bangku SMP dirinya sudah ditinggal orang tuanya pergi bekerja di Kota Surabaya. Dan sejak saat itu ia hidup berdua bersama kakeknya yang sudah renta. Setahun yang lalu kakeknya meninggal, sehingga dirinya hidup sebatang kara.

Sebelum dikeluarkan dari sekolah, ia mengaku beberapa kali dipanggil pihak sekolah karena sejak setahun terakhir nunggak pembayaran, dan juga sering bolos.

"Saya tidak bayar sekolah karena tidak punya uang, dan sering bolos tidak bisa berangkat sekolah jika tidak ada tumpangan kendaran dari teman," tutur Rizal dengan nada sedih.

Jarak sekolah dengan tempat tinggalnya, lanjut Rizal, sekitar 15 kilometer. Untuk bisa berangkat ia hanya mengandalkan belas kasih dari temannya agar bisa nebeng sampai ke sekolah. Itupun Jika temannya sudah lewat ia tak bisa berangkat.
Untuk kebutuhan makan sehari-hari, Rizal mengaku sering membantu tetangga dan mendapatkan upah makan sebagai imbalan jasa.

"Tetangga di sini baik-baik saya sering dikasih makan," tutur Rizal dengan tatapan mata kosong.

Rizal menambahkan, sebenarnya dirinya masih ingin melanjutkan sekolah dan mendapatkan ijazah. Namun, karena tidak mampu bayar, ia hanya bisa pasrah saat mendapat surat keputusan dari sekolah yang mengeluarkan dirinya. Dan sejak dikeluarkan dari sekolah kini ia fokus ingin mencari kerja seadanya.

Lain halnya dengan Risma, siswi Kelas XII asal Kecamatan Rengel ini juga terpaksa harus rela keluar dari sekolah lantaran diduga berpose seronok di medsos. Ia hanya bisa pasrah saat pihak sekolah membuat surat mengeluarkan dirinya. Padahal ia sudah duduk dibangku kelas 12 dan sebentar lagi mengikuti ujian kelulusan.

“Sebagai orang tua saya sangat sedih, anak dikeluarkan dari sekolah tanpa alasan yang jelas. Susah payah membiayai selama tiga tahun tapi tidak dapat ijazah, padahal kerja di sini itu yang ditanyakan ijazah,” tutur Rakijan, ayah Risma saat ditemui di rumahnya di Kecamaan Rengel.

Orang Tua Risma semakin menunjukkan kesedihanya saat mengingat untuk membiayai sekolah anaknya dia harus berjualan kerupuk keliling dari desa ke desa.

“Saya ini orang bodoh tidak ngerti apa-apa, tiap hari hanya jualan krupuk keliling untuk biaya sekolah. Tapi kok sekarang dikeluarkan,” ungkap Rakijan dengan nada sedih.

Sebagai orang tua, Rakijan sudah berusaha mencari sekolahan yang baru yang bisa menerima anaknya. Namun sayang hingga saat ini tidak ada sekolah yang bersedia menerimanya.

"Saya tidak tahu harus bagaimana, karena tidak ada sekolah yang bersedia menerima. Jadi ya kecewa, sedih, sekolah sudah tiga tahun sebentar lagi ujian tapi kok dikeluarkan. Katanya anak kami bersalah memalukan sekolah,". tandas Rakijan, dengan nada kecewa.

Nasib lebih tragis juga dialami Bunga, warga Desa Pakis Kecamatan Grabagan. Siswi kelas XII ini, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Belum pulih kepedihan akibat beberapa waktu lalu ayahnya meninggal dunia, kini harus kembali menerima kenyataan pahit dikeluarkan dari sekolah tanpa alasan yang jelas.

"Saya datang ke sekolah terima rapor akhir Desember kemarin. Saya dipanggil ke ruangan wali kelas. Ternyata mendapat surat anak saya dikeluarkan dari sekolah. Saya sempat shock dan kaget, apa alasanya," kata Ulan, orang tua Bunga, saat ditemui di rumanya Rabu (15/1) siang.

Dengan mata sembab, sembari sesekali menyeka air matanya, Ulan melanjutkan cerita, bahwa saat itu dirinya sempat menanyakan kepada wali kelas apa alasan anaknya dikeluarkan dari sekolah. Namun hanya dijawab, perintah atasan.

"Saya waktu itu nangis, saya tanya kenapa bu anak saya dikeluarkan. Dijawab, katanya perintah atasan, saya gak tahu atasan itu siapa," ungkap Ulan, sambil sesenggukan, mengingat peristiwa saat itu.

Saat ini Bunga masih terus berusaha mencari tempat sekolah baru, namun pihak sekolah menyarakan agar dirinya sekolah di wilayah Kecamatan Plumpang.

“Katanya saya disuruh pindah sekolah di Plumpang,” timpal Bunga yang sejak tadi mendampingi ibunya.

Kepala MAN 2 Tuban, Tasmo, ketika dikonfirmasi via whatsap, mengaku tidak pernah mengeluarkan siswanya, namun demikian ketka ditanya ia enggan menjelaskan.

“Mohon maaf selama ini MAN 2 Tuban, belum pernah mengeluarkan anak. Monggo diklarifikasi di kantor mawon,” jelasya via whatsapp Rabu (15/1) siang. (htn/far)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
04:54
01:50
07:48
06:00
29:01
06:18
Viral