jalur alternatif Curah Kobokan dipadati penyebrang jalan.
Sumber :
  • tim tvone - wawan sugiarto

Warga Padati Curah Kobokan, Jalur Alternatif Tercepat dari Lumajang ke Malang

Senin, 28 Februari 2022 - 12:57 WIB

Lumajang, Jawa Timur - Jalur alternatif Curah Kobokan di Desa Supit Urang, Pronojiwo, Lumajang, kembali dipadati antrian warga dan kendaraan, pasca diterjang banjir lahar hujan Gunung Semeru, Minggu (27/02/2022).

Terpantau antrian warga dan kendaraan ini terjadi di sisi utara dan selatan sungai Besuk Kobokan dan Besuk Lengkong.

Menurut Misriati, salah satu warga yang terjebak dalam antrian mengaku hampir 3 jam menunggu jalur dibuka setelah dilalui lahar.

"Lumayan nunggu lama hampir 3 jam ini belum bisa nyebrang , gantian lewatnya," ujar Misriati yang menunggu di sisi Utara sungai Besuk Lengkong.

Sejak pukul 12.00 WIB kedua jalur telah ditutup total dengan cara dipasang palang besi, agar warga dan pengendara tidak nekad melintas. Namun sekitar pukul 15.00 WIB, jalur kembali dibuka dengan sistem buka tutup.

"Tadi, jalur terpaksa ditutup total dari dua arah, soalnya banjir sedang terjadi dan berbahaya kalau nekad melintas, namun sekarang bisa dilalui tapi bergantian," kata Azis, salah satu relawan.

Dibukanya jalur ini, praktis antrian panjang warga dan kendaraan yang hendak melintas tak terhindarkan. Untuk menghindari warga yang terjatuh, sejumlah relawan ikut membantu menyebrangkan warga dan pengendara motor, mengingat arus sungai masih deras.

"Alhamdulillah, akhirnya bisa nyebrang setelah lebih 3 jam nunggu di selatan. Tadi pagi saya berangkat ke Malang melalui jalur ini dengan lancar. Gak tahunya sekarang banjir dan harus nunggu surut daripada lewat jalur lain," ujar Friksi, warga Pasirian.

Diantara warga yang melintas juga banyak terdapat ibu-ibu sambil menggendong anaknya, yang bernafas lega lantaran bisa melintas dengan selamat.

Tak hanya pengendara motor, ratusan kendaraan roda empat juga ikut mengantri, didominasi kendaraan bak terbuka bermuatan buah salak dan hasil bumi lainnya.

Bagi Fauzi, warga Pronojiwo salah satu pengemudi pick up, mengaku lebih memilih jalur Curah Kobokan daripada harus lewat Ranu Pani maupun Pasuruan untuk mengirim salak. 

"Apapun yang terjadi, saya lebih memilih jalur Curah Kobokan daripada jalur lain. Sebab jalur ini lebih cepat dan hemat biaya BBM, kalau banjir ya nunggu surut," tegas Fauzi.

Jalur alternatif Curah Kobokan ini, merupakan jalur tercepat yang menghubungkan Kabupaten Lumajang dan Malang di jalur lintas selatan, pasca jembatan Perak putus total akibat diterjang awan panas Gunung Semeru, 4 Desember 2021 silam.

Meskipun masuk dalam kawasan zona merah, pemerintah tetap memberikan kelonggaran warga dan pengguna jalan untuk bisa melintasi jalur ini, dengan catatan kondisi di lokasi cerah, sedang tidak terjadi hujan apalagi banjir. (Wawan Sugiarto/hen)
 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:02
03:01
02:57
02:35
05:18
01:38
Viral