Kreasi batik tulis tiga dimensi.
Sumber :
  • tvone - edy cahyono

Kreatif, Batik Tiga Dimensi Motif Ikan Koi Raup 'Cuan' di Tengah Pandemi Covid-19

Selasa, 22 Maret 2022 - 07:32 WIB

Batu, Jawa Timur - Berawal dari keprihatinan tentang seni lukis yang semakin ditinggalkan oleh generasi muda, Fatkhul Muin seorang seniman lukis dari Desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu, berinisiatif membuat kreasi batik tulis tiga dimensi. Selain batik tulis tiga dimensi, Fatkhul Muin juga membatik beragam motif seperti batik motif hewan dan bunga.

Berbekal pengalamannya melukis sejak lulus SMP, Fatkhul Muin memberanikan diri untuk membuka usaha batik tulis dengan beragam motif batik sesuai pesanan. Fatkhul Muin menggeluti batik tulis sejak tahun 2019 lalu. Hal ini berawal dari hobby melukisnya di kain kanvas, ia mampu bangkit di tengah pandemi Covid-19 meskipun karya batik tulis masih minim pesanan.

Dengan berbagai motif batik tulis seperti ikan koi, motif hewan, dan motif bunga mampu di produksi oleh Fatkhul Muin dengan gaya khas tradisional seorang seniman.

"Iya mas, selain motif biasa juga ada batik dengan motif ikan koi yang tiga demensi. Bentuknya seperti hidup di dalam air. Itu awalnya dari kesukaan saya memelihara ikan koi," jelas Fatkhul.

Diakui Fatkhul, dalam dunia batik dirinya masih terhitung baru, karena ia baru menekuni kerajinan batik sejak dua tahun yang lalu dengan nama Batik Tulis Azzara. Namun demikian Fatkhul tidak pernah merasa minder, karena ia mampu menghasilkan motif-motif yang unik, tetapi tetap mudah dipahami oleh konsumen.

“Untuk motif batiknya sendiri, saya lebih ke arah realis. Jadi kita membuat motif yang unik-unik tapi ketika orang melihat motif tersebut mereka langsung paham bentuk motifnya, seperti apa tanpa harus menebak-nebak ini motif apa. Contohnya motif ikan koi yang menjadi ciri khas dari Batik Tulis Azzara,” ujarnya.

Menurutnya, dari sekian banyak motif batik yang ia buat, motif ikan koi menjadi motif paling favorit yang banyak dicari pembeli, sehingga ketika orang melihat batik dengan motif ikan koi mereka sudah bisa menebak bahwa itu batik buatan Azzara.

“Saya berusaha menuangkan apa yang saya cintai sebelumnya ke dalam motif batik, supaya saya bisa mencintai batik lebih dalam lagi,” akuinya.

Terkait harga, tergantung tingkat kerumitan dari motif batik itu sendiri. Kalau bahan sebenarnya murah, tapi karena rumit sehingga proses pengerjaannya memakan waktu lebih lama dari pada membuat batik yang sederhana.

“Kemudian dari pewarnaannya. Kalau hanya menggunakan satu pewarna maka harganya memang lebih murah. Tapi kalau lebih dari satu warna atau banyak warna tentu harganya akan lebih mahal,” terangnya.

Hingga saat ini, lanjutnya, dirinya masih menggunakan pewarna sintetis.

Sementara untuk pemasarannya, Fatkhul kerap mengikuti pameran dan juga memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produk batiknya tersebut.

“Pemasaran melalui getok tular atau dari mulut ke mulut, ikut pameran dan melalui media sosial. Ada juga batik kita yang dibeli oleh konsumen dari Amerika," pungkasnya. (Edy Cahyono/rey)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral