- tvone - syahwan
Vaksinasi Difteri di Pulau Gili Jauh dari Target, Dinkes Tambah Personil
Probolinggo, Jawa Timur – Sebanyak 8.628 jiwa di pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, saat ini memang sedang mengalami masa endemi Difteri. Oleh sebab itulah Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo Melakukan Imunisasi Massal di Pulau terpencil tersebut.
Namun upaya vaksinasi massal yang sudah berjalan sepekan lebih ini masih belum mencapai 5.000 jiwa. Pihak Dinkes Kabupaten Probolinggo menambah satu tim, untuk mobile di pulau Gili Sabtu (2/3/2022).
Plt Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo Mujoko menjelaskan, target Vaksinasi difteri ini harus tuntas dalam waktu 5 hari. Namun ternyata sudah dua pekan ini capaiannnya masih belum menyentuh 5.000 jiwa.
“Hingga kemarin, vaksinasi massal belum ada 5.000 jiwa, sedangkan targetnya kan secara keseluruhan yaitu sebanyak 8.628 jiwa, atau bisa dibilang ya satu pulau ini,” tegasnya.
Selama ini tim yang bergerak sebanyak 7 tim, terdiri sekitar 6 orang untuk per timnya, namun untuk mempercepat capaian vaksin, ditambahlah satu tim lagi yang bertugas secara mobile. Dengan harapan agar warga yang belum imunisasi segera mendapatkan imunisasi.
“Selama ini 7 tim yang turun kan hanya berada di titik pos saja disana, dan ternyata langkah ini masih kurang maksimal, jadi kita tambah lagi satu tim, yang dimana bergerak secara mobile untuk mempercepat capian imunisasi difteri ini,” tambahnya.
Kasus difteri bisa dibilang sering terjadi di pulau Gili Ketapang ini, dari tahun 2017 tercatat ada 15 kasus, sebanyak 4 kasus diderita warga Gili dan dua diantaranya meninggal dunia.
Saat tahun 2018 juga ditemukan 1 kasus difteri di Desa Gili.n Tahun 2020 hingga 2021 kasus difteri nihil dan tidak ditemukan di Kabupaten Probolinggo. Namun di tahun 2022 ini, kasus difteri kembali muncul di Pulau Gili.
Mujoko menjelaskan kasus difteri ini ditetapkan sebagai KLB di Kabupaten Probolinggo, karena menyebabkan satu orang meninggal akibat penyakit ini. Status KLB ini juga sebagai alasan untuk melakukan ORI (Outbreak Response immunization) secara massal pada populasi warga di pulau Gili Ketapang, baik anak-anak maupun dewasa. (M.Syahwan/rey)