- tim tvOne/Edy Cahyono
PMK Meluas, Belasan Ribu Sapi di Malang Terkonfirmasi Positif
Malang, Jawa Timur- Penyakit mulut dan kuku (PMK) semakin mengganas, ribuan sapi di daerah sentra produksi susu di Kabupaten Malang telah mati. Selain mati dan dipotong paksa, belasan ribu sapi di tiga Kecamatan di Kabupaten Malang terkonfirmasi positif penyakit mulut dan kuku (PMK).
Adapun tiga kecamatan itu merupakan daerah sentra produksi susu di Kabupaten Malang, yaitu Kecamatan Pujon, Kecamatan Ngantang dan Kecamatan Kasembon.
Hal ini di katakan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang, Sodikul Amin saat meninjau langsung peternak sapi di Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Senen (13/6/2022).
"Iya kita memang pada situasi kepanikan, khususnya pada peternak atau temen temen yang punya andil dalam peternakan baik Kop Sae maupun KUD yang ada di Malang Barat," ujar Sodikul.
Amin mengatakan bahwa pihaknya kini sedang mengedukasi risiko dan dampak dari virus PMK.
"Semuanya pada kaget. Hal ini memang harus segera tertangani sesuai harapan, kita segera mengedukasi risiko dan dampak virus yang menyebabkan PMK," kata Amin.
Amin berharap seluruh peternak ke depannya akan dapat lebih baik lagi agar ketika terjadi wabah dapat lekas tertanggulangi.
"Penyakit mulut dan kuku (PMK) memang harus di pahami .tidak hanya sekedar bengkak biasa,misalnya pada kaki ,memang harus di pahami betul oleh peternak, ya memang karena keterbatasan SDM peternak kita .kedepan harus lebih baik lagi.dalam pola beternak," ujar Amin.
Sementara serangan PMK di tiga Kecamatan yang ada di Malang itu kini sudah masuk kejadian luar biasa, jumlah sapi baik yang mati maupun terkonfirmasi positif PMK sudah mencapai belasan ribu ekor.
"Jadi, data di tiga kecamatan Malang barat, untuk kecamatan Pujon minimal sudah 5.500 ekor terjangkit PMK, potensi itu nampak dari produktifitas air susunya, yang awalnya di Pujon bisa 114 ton perhari, kini turun tinggal 70 ton perhari," terang Amin.
Kemudian berdasarkan data, di Ngantang kini jumlah sapi yang terjangkit PMK di atas 5.000 ekor sapi. Sedangkan di Kasembon 1.500 ekor sapi.
"Sehingga estimasi kita yang terjangkit dan menunjukkan gejala klinik mungkin paling tidak di angka mencapai 11,000 ekor sapi yang suspek," katanya.
Menurut Amin, jumlah sapi mati di Kecamatan Pujon tidaklah lebih dari 500 ekor sapi.
"Kalau sapi mati di Kecamatan Pujon tidak kurang dari 500 ekor,begitu juga di di Ngantang dan Kasembon diperkirakan juga tidak jauh dari 500 ekor," ungkap Amin.
Amin berharap, pemerintah lekas melakukan penanganan sebelum semakin banyak sapi milik peternak yang terjangkit dan mati.(eco/put).