- tvone - zainal azhari
Cegah PMK Meluas, Polisi Awasi Peredaran Ternak Melalui Dermaga ‘Tikus’ di Jatim
Surabaya, Jawa Timur - Upaya mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak terus dilakukan oleh satuan kerja maupun satuan wilayah Polda Jawa Timur. Kali ini Direktorat Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Jawa Timur, mengoptimalkan patroli di wilayah perairan untuk melakukan pengawasan peredaran hewan ternak di sejumlah dermaga, yang ada di Jawa Timur.
“Kami lakukan pengawasan di sejumlah dermaga, diantaranya dermaga Kalimas Surabaya, Dermaga Gresik, dan Lamongan. Sebagai sasaran khusus dalam kegiatan ini adalah kawasan yang memiliki dermaga 'tikus' (dermaga alternatif..red), “kata Kasubdit Patroli Ditpolairud Polda Jatim, AKBP Yanuar Herlambang. Selasa (21/06/2022).
AKBP Yanuar Herlambang mengungkapkan, jika dermaga “tikus” ini dinilai jadi alternatif pendistribusian hewan ternak saat wabah PMK. Dalam hal ini, Ditpolairud Polda Jatim juga menggandeng sejumlah pihak di wilayah Pelabuhan, terutama karantina.
Selain mengawasi, Polair dan stakeholder terkait juga mengecek sapi yang tiba atau akan diberangkatkan di dermaga.
"Alhamdulillah, sudah dicek dulu oleh teman-teman kesehatan hewan, setiap ada pengiriman hewan ternak yang keluar masuk dermaga di cek Kesehatannya sebelum seluruh sapi tersebut masuk atau keluar Surabaya," kata AKBP Yanuar.
Dalam penanganan kasus PMK ini Ditpolairud Polda Jatim melibatkan sejumlah Satpolair se-Jatim untuk mengawasi masing-masing dermaga di tiap daerah.
“Sasarannya sama yaitu jalur tikus di Seluruh kawasan dermaga dan Pelabuhan di Seluruh Jawa Timur yang diduga bisa menjadi jalur alternatif peredaran hewan ternak,”jelasnya.
Sedikitnya ada 5 Dermaga utama yang masuk dalam pengawasan strategis yakni, Surabaya, Gresik, Banyuwangi, Sumenep, dan Jember.
“Seluruh dermaga di lima wilayah di Jawa Timur yang dikategorikan suspek kasus PMK, wajib di karantina dari Seluruh wilayah distribusi hewan ternak masing-masing,"tambah AKBP Yanuar.
Dengan upaya pengawasan yang dilakukan oleh Ditpolair Polda Jatim bersama dinas terkait ini diharapkan penyebaran PMK dapat dikendalikan.
"Kami lakukan pegawasan dan pembatasan pengiriman dengan kuota satu bulan 2 kali dengan jumlah pengiriman sekitar 300-an sapi," pungkas Kasubdit Patroli Ditpolairud Polda Jatim ini. (zaz/rey)