- tvone - syamsul huda
24 Sapi Perahnya Terpapar PMK, Peternak di Pasuruan Ngadu ke Wakil ketua DPRD Jatim
Surabaya, Jawa Timur - Akibat hantaman wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), peternak asal Dusun Kumbo, Desa Telogosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, mengeluh ke wakil ketua DPRD provinsi Jawa Timur. Pasalnya di Dusun ini merupakan salah satu wilayah yang terdampak penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Saya punya 24 sapi perah, semuanya terpapar PMK. Satu mati, dua potong paksa dan saya jual murah hanya Rp 3 juta. Kami sudah hancur-hancuran mengeluarkan uang untuk membeli obat herbal, sedangkan pemerintah hanya memberi bantuan antibiotik dan vitamin yang sebenarnya tidak optimal sekarang juga sudah tidak memberi," kata Jafar shodiq, saat mengadu ke Anwar Sadad, wakil Kteua DPRD Jatim dari Partai Gerindra.
Jafar juga menjelaskan, antibiotik dan vitamin belum optimal untuk penyembuhan hewan ternak yang terpapar PMK. Menurutnya, obat herbal menjadi opsi peternak untuk mengatasi untuk bisa bertahan dari wabah PMK ini, dan itu harus beli sendiri, sehingga peternak harus kembali menguluarkan dana ekstra.
"Kemarin beli obat herbal itu satu harganya Rp 250 ribu satu ekor, kadang ada yang butuh 3 obat herbalnya untuk satu ekor jadi Rp750 ribu. Itu kita berat, ketambahan untuk pemulihan hewan ternak, kita butuh beli konsentrat sapi per hari 2 karung yang harganya Rp 210 ribu per karung," bebernya.
Akibat wabah PMK ini pula, puluhan sapi perah milik Jafar tidak bisa memproduksi susu, dan kalaupun ada, pihak pabrik tidak bisa menerima susu dari sapi perahnya, padahal sebelum serangan wabah PMK, 24 sapi perah miliknya bisa memperoduksi 200 liter susu perharinya.
"Karena ada sapi saya pulih, namun susunya keluar tapi ada kandungan antibiotik, itu ditolak oleh pabrik. Otomatis ya di sini banyak susu sapi dibuang karena mengandung antibiotik, kan bahaya untuk anak-anak," jelasnya.
Jafar berharap kepada Gus Anwar Sadad agar ada solusi kepada peternak sapi. Dan keluhan peternak ini bisa diteruskan kepada pihak Pemerintah Provinsi Jawa Timur, terutama bantuan konsentrat untuk meringankan beban para peternak.