- tim tvone - heri sampurno
Jelang Iduladha, Pedagang Daging Mengeluh Sepi Pembeli, Penjualan Merosot Hingga 40%
Situbondo, Jawa Timur - Jelang Hari Raya Iduladha, para pedagang daging di beberapa pasar di Kabupaten Situbondo mengeluh sepi dan omzetnya menurun drastis. Seperti pedagang di Pasar Senggol Adirejo. Sepinya penjualan ini akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang pada hewan ternak, Rabu (6/7).
“Sebelum ada PMK masih banyak pembeli daging sapi segar di kios saya, namun saat wabah PMK menyebar, jual 10 kilogram saja sulit laku, padahal menjelang hari raya Iduladha. Di tahun sebelumnya selalu rame,” jelas Herlin, pedagang daging Pasar Mimbaan Situbondo.
Herlin juga menjelaskan bahwa pembeli daging segar yang datang ke kiosnya hanya pelanggan tetapnya.
"Sekarang penjualan daging sapi sangat merosot, setiap hari sepi tidak seramai ketika belum terjadi PMK. Sebelum PMK, penjualan daging sapi segar dalam satu hari bisa 25 hingga 50 kilogram,” keluh Herlin.
Hal senada juga disampaikan Marwati, pedagang daging sapi di Pasar Senggol, Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo.
“Omzet penjualan daging sapi menurun sejak wabah PMK melanda Kabupaten Situbondo. Kalau dulu kita mampu menjual daging sapi hingga 25 hingga 40 kg per hari,” ujarnya.
Menurunnya pembelian daging sapi, sambung Marwati, karena para konsumen mengaku takut membeli daging sapi potong sejak adanya wabah PMK yang menjangkit hewan ternak sapi.
"Semoga permasalahan PMK ini bisa ditangani oleh dinas terkait, dan mau mensosialisasikan kepada masyarakat jika daging yang dijual di pasar adalah jenis daging sapi potong yang sehat," pinta Marwati.
Pedagang daging sapi lain di wilayah Situbondo mengeluhkan hal serupa, seperti yang terjadi di Pasar Panarukan, Situbondo.
“Melemahnya daya beli daging sapi ini, mungkin karena wabah PMK yang sedang marak, sehingga konsumen takut untuk membeli daging sapi. Penurunan daya beli daging sapi ini mencapai 30 hingga 40 persen dari biasanya,” jelas Halimah, pedagang daging sapi di Pasar Panarukan, Situbondo.
Halimah juga mengaku dampak dari PMK sangat dirasakan bagi penjual daging sapi.
“Bukan hanya saya yang mengeluh omzet penjualan daging sapi menurun. Tapi, sesama pedagang daging sapi berkeluh kesah karena menurunnya jumlah konsumen atau pembeli daging sapi yang berkunjung ke pasar. Dampak dari PMK sangat merugikan penjual daging sapi, biasanya ramai, sekarang sepi,” keluh Halimah.
Di pasar saat ini untuk harga daging sapi super per kilonya sebesar 120 ribu rupiah, sementara 100 ribu per kilo untuk daging campuran. Harga ini diperkirakan akan semakin turun menyusul minimnya warga membeli daging sapi akibat wabah penyakit mulut dan kuku yang terjadi di Kabupaten Situbondo. (hso/hen)